Kisah Pilu! Anak Palestina Gendong Adik yang Terluka sampai 2 Kilometer


BeritakanID.com - Viral kisah pilu dialami oleh seorang bocah perempuan di Jalur Gaza, Palestina yang saat ini terus mendapatkan serangan dari militer Israel.

Video itu viral usai salah seorang Jurnalis Palestina, Alaa Hamouda merekam dan menolong anak kecil yang terlihat menggendong sang adik.

Pada video itu terekam sedang berjalan kaki tanpa mengenakan alas kaki sambil menggendong adiknya.

Pada unggahan akun X @WikiLeaks bocah itu mengaku berjalan kaki menempuh jarak sekitar 2 kilometer mencari tempat berobat untuk adiknya yang terluka.

Dia berjalan kaki menempuh jarak sekitar 2 kilometer mencari tempat berobat untuk adiknya yang terluka.

Bocah ini merupakan seorang pengungsi yang kehilangan rumahnya karena kebrutalan Israel. Dia menggendong adiknya di punggungnya di tengah cuaca yang sangat terik.

"Kenapa kamu gendong saudaramu?" tanya Hamouda.

"Dia ditabrak mobil," jawab gadis kecil itu.

"Saya membawanya untuk mendapatkan pengobatan," lanjut anak tersebut.

Bocah ini juga mengaku lelah menggendong adiknya.

"Saya lelah. Saya menggendongnya selama satu jam," ujarnya.

Hamouda kemudian membawa dua bocah ini menggunakan mobil ke kamp pengungsi Al-Bureij, setelah mengatakan tujuannya.


"Ayo, saya akan mengantar kamu," kata Hamouda.

Israel Usulkan Gencatan Senjata

Israel telah mengajukan usulan gencatan senjata terbatas yang tidak mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza, menurut laporan media lokal pada Senin. (21/10).

Korporasi Penyiaran Publik Israel (KAN) melaporkan bahwa usulan tersebut mencakup gencatan senjata sementara sebagai imbalan atas pembebasan beberapa tahanan Israel yang berada di Gaza.

KAN menambahkan bahwa Kepala Otorita Israel Benjamin Netanyahu, telah mengutus Ronen Bar, kepala Badan Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet), ke Kairo untuk membahas usulan tersebut dengan pejabat Mesir.

Situs berita Israel, Walla, mengatakan bahwa Bar telah menyampaikan proposal (usulan) kepada rapat kabinet yang diterima oleh Hassan Mahmoud Rashad, kepala Badan Intelijen Umum Mesir (GIS), untuk memulai pembicaraan gencatan senjata.

Walla juga mencatat bahwa tawaran baru dari Mesir itu mencakup garis besar dari kesepakatan kecil dengan kelompok Hamas, di mana beberapa tahanan Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas gencatan senjata yang berlangsung beberapa hari.

Kendati demikian, pihak Mesir dan Hamas belum mengomentari laporan media Israel tersebut.

Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal, terutama karena penolakan Netanyahu untuk menghentikan perang.

Israel terus melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan lintas perbatasan yang dilakukan Hamas pada Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Sumber: suara

TUTUP
TUTUP