BeritakanID.com - PDIP memberi sinyal mengusung calon gubernur dengan inisial A pada Pilgub Jakarta 2024 pasca putusan MK khususnya perihal ambang batas pencalonan di Pilkada serentak. Inisial A ini bisa Anies atau Ahok (Basuki Tjahaja Purnama).
Direktur Lembaga Studi Pendidikan dan Kebangsaan (LeSPK) Yogyakarta, In’am eL Mustofa mengatakan, calon gubernur yang diusung PDIP mengerucut pada dua nama Anies dan Ahok. “Di antara dua nama itu, sepertinya mengusung Anies lebih memberikan peluang menang dibanding mengusung Ahok,” katanya saat dihubungi KBA News, Sabtu, 24 Agustus 2024.
“Anies potensi menang atau paling tidak kompetitif jika diadu dengan pasangan dari KIM Plus,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan dua alasan utama mengapa Anies lebih berpeluang menang dibanding mengusug Ahok. Bagaimana pun, meski Anies dan Ahok, sama-sama elektabilitas di Jakarta tinggi, Anies adalah incumbent. Ahok juga incumbent, namun pada Pilgub Jakarta terakhir, Anies mengalahkan Ahok.
Menurut dia, pemenang Pemilu di Jakarta adalah PKS. Meski partai pimpinan Ahmad Syaikhu ini bergeser ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, namun massa grassroot PKS mayotitas ke Anies. “Akar rumput PKS, NasDem, PKB sebenarnya banyak yang ke Anies, namun yang paling besar PKS yang ke Anies,” ungkapnya.
Hal ini terkonformasi dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC yang dirilis pada Minggu, 18 Agustus 2024. Dari survei tersebut menunjukkan 94 persen pemilih PKS mendukung Anies, yang memilih Ridwan Kamil hanya 5 persen.
Pada pemilih NasDem, Anies memperoleh 76 persen, jauh di atas Ridwan Kamil 22 persen. Pada pemilih PKB, Anies juga unggul jauh 73 persen melawan Ridwan Kamil yang hanya mendapatkan dukungan 17 persen.
In’am mengatakan, PDIP mengusung Anies akan mendongkrak elektoral karena ceruk masa berbeda dengan PDIP. Artinya suara Anies bisa berasal dari PKS, NasDem, PKB yang dulu mengusungnya di pilpres. “Berbeda jika mengusung Ahok karena merupakan orang PDIP, sehingga tidak menambah eletoral karena ceruknya sama,” jelasnya.
Dia juga menggarisbawahi jika PDIP mengusunng Ahok, risikonnya menghadapi resistensi dari PKS sebagai partai pemenang di Jakarta. “Resistensi PKS ke Ahok masih tinggi. Artinya jika PDIP mengusung Ahok, maka pemilih PKS tidak pecah. Berbeda jika PDIP mengusung Anies, maka pemilih PKS banyak yang merapat ke Anies,” paparnya.
Menurut dia, pendukung Anies dan PKS sangat beririsan, ceruk yang sama. “Nah, basis suara yang katakanlah agamis ini akan mendongkrak pemenangan bagi Anies yang diusung PDIP. Bakal bertambah dengan basis dari PDIP, maka suaranya jauh lebih besar,” imbuh In’am.
Sumber: kba