BeritakanID.com - Nama Mulyono belakangan ramai jadi perbincangan, terutama di media sosial X. Mulyono juga mendadak banyak muncul di mesin pencarian Google. Sebutan nama Mulyono juga ramai di kolom komentar yang berhubungan dengan isu politik.
Nama Mulyono muncul dipermukaan saat muncul aksi demo yang digelar sejumlah elemen masyarakat ketika melakukan penolakan pengesahan revisi Undang-Undang Pilkada yang berpotensi membuka peluang bagi Kaesang Pangarep, untuk maju dalam Pilkada 2024
Ini karena nama Mulyono merupakan nama lahir dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi.
Sebuah akun di media sosial X membahas topik terkait ilmu klenik atau mistis yang berhubungan dengan praktik perdukunan dan roh leluhur.
Akun itu menyebut bahwa seorang yang lahir di weton Rabu Pon akan mengalami kelemahan jika nama asli mereka digunakan sebagai panggilan dan sering disebut-sebut oleh publik.
Warganet lalu mulai ramai mengirim pesan langsung ke akun X maupun instagram Jokowi dengan menggunakan nama kelahiran 'Mulyono'.
Bahkan saat aksi demo berlangsung, nama Mulyono juga dimunculkan dalam salah satu poster protes.
Jokowi memang mengakui dan pernah membenarkan nama kecilnya adalah Mulyono.
Dalam bahasa Jawa, ada teori yang disebut dasanama, yakni sekumpulan kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna makna sama antara satu kata dengan kata lainnya. Seperti juga nama Mulyono.
Mulyono berasal dari kata "Mulyo" yang dalam bahasa Jawa artinya mulia. Dengan begitu, orang yang diberi nama Mulyono diharapkan menjadi orang yang mulai dalam kehidupannya.
Ayah Jokowi atau Mulyono yaitu Widjiatno Notomihardjo, seorang keturunan Lurah Karanganyar. Sedangkan ibunya bernama Sudjiatmi yang merupakan anak pedagang kayu di Gumukrejo, Kelurahan Giriroto, Kecamatan Ngemplak Boyolali.
Saat lahir, Jokowi memang diberi nama Mulyono. Ia merupakan anak pertama dan satu-satunya lelaki dari empat bersaudara. Ketiga adik Mulyono, semua perempuan yaitu Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.
Jokowi sebenarnya memiliki seorang adik laki-laki yang diberi nama Joko Lukito. Namun meninggal saat persalinan.
Nama Mulyono diberikan kepada Joko Widodo ketika ia baru lahir. Namun, karena sang bayi sering sakit-sakitan, orang tua sang presiden RI ini memutuskan untuk mengganti namanya dengan Joko Widodo.
Nama baru itu juga memiliki makna yang berbeda. Joko artinya anak laki-laki atau pemuda. Sedangkan Widodo artinya selamat.
Nama Joko Widodo bisa diartikan sebagai seorang pemuda yang selamat atau bisa menyelamatkan.
Berubahnya nama Mulyono menjadi Joko Widodo sudah memberikan dampak besar bagi kehidupannya dan bahkan kini menjadi nama besar di Indonesia.
Meski begitu, perubahan besar yang terjadi juga tidak serta merta.
Masa kecil Joko Widodo sama halnya seperti anak-anak di kampung seperti mandi di sungai, mencari telur bebek, memancing ikan hingga bermain, belajar dan mengaji.
Baca Juga
Joko, panggilan kecilnya, juga mengalami berbagai kesulitan hidup. Mulai dari kesulitan membayar uang sekolah, mencari makan hingga harus berpindah-pindah rumah akibat beberapa kali penggusuran yang menimpa tempat tinggal mereka.
Keluarganya juga sempat terpaksa menumpang di rumah seorang teman di daerah Gondang.
Untuk membantu meringankan beban keluarganya, pemuda bernama Joko ini membantu ayahnya yang bekerja sebagai tukang kayu.
Bahkan kerap setelah pulang sekolah, Joko harus membantu ayahnya untuk menaikkan kayu yang sudah dibeli oleh pelanggannya ke atas becak atau gerobak. Hingga harus menagih pembayaran kepada pelanggan yang sudah membeli kayu.
Nama Joko Widodo yang menggantikan nama lahirnya Mulyono, tak hanya menghilangkan kesengsaraan tetapi juga membawa keberuntungan.
Di dunia politik, karier Joko Widodo bisa dikatakan berjalan sangat mulus, dimulai dari latar belakangnya sebagai mantan pengusaha mebel sebelum masuk ke dunia politik pada tahun 2005.
Dengan dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo maju dalam pemilihan Wali Kota Surakarta pada tahun 2005 dan menang mengejutkan hingga memperoleh suara sebesar 36,62%.
Kesuksesannya sebagai Wali Kota Surakarta membuka jalan bagi suksesnya dalam pencalonan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Namanya juga mulai dikenal dengan sebutan Jokowi.
Jokowi dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai wakil gubernur.
Nama Jokowi kembali berkibar karena keberuntungan dan menang dalam pemilihan Gubernur Jakarta. Popularitasnya juga semakin pesat berkat gaya kepemimpinannya yang sederhana dan merakyat.
Program yang paling dikenal masyarakat salah satunya adalah 'blusukan', yaitu memeriksa langsung kondisi di lapangan dan berinteraksi dengan warga.
Berkat memimpin Jakarta, Jokowi berhasil menjadi salah satu kandidat calon presiden pada tahun 2014.
Pada pemilihan presiden, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden dan berhasil menang dengan meraih 53,15% suara, setara dengan 70.996.859 pemilih.
Jokowi kemudian dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 pada 20 Oktober 2014.
Setelah menyelesaikan masa jabatan pertamanya, Jokowi kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2019, kali ini berpasangan dengan Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden.
Pasangan ini kembali meraih kemenangan dengan perolehan suara 55,50%, yang memastikan Jokowi menjabat sebagai presiden untuk periode kedua.
Masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin dijadwalkan akan berakhir pada 2024.***
Sumber: pojoksatu