Heboh! Hacker Bongkar Percakapan WhatsApp Soal Aksi Pelanggaran HAM saat Pemilihan DEMA UIN Walisongo Semarang

Heboh! Hacker Bongkar Percakapan WhatsApp Soal Aksi Pelanggaran HAM saat Pemilihan DEMA UIN Walisongo Semarang

BeritakanID.com - Ramai di media sosial yang memperlihatkan hacker tak dikenal bongkar percakapan sekelompok mahasiswa di WhatsApp.

Hal ini dikarenakan kelompok tersebut menjadi dalang aksi pemberontakan terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Peristiwa tersebut terjadi pada saat penyelenggaraan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) di UIN Walisongo Semarang.

“Percakapan grup tersebut mengungkapkan dukungan terhadap Bagas, yang menjabat sebagai Ketua DEMA UIN,” pungkasnya.

“Yang mana, Bagas juga menjadi calon presiden kampus periode 2024,” lanjutnya yang dikutip Kilat.com dari akun Instagram @fakta.indo.

Bagas diduga menggunakan bawahannya untuk ikut dalam pemilihan dengan hanya mengakui mahasiswa dari organisasi PMII rayon dakwah.

Beberapa mahasiswa dari luar PMII yang ingin maju tidak diberikan kesempatan, sehingga menyebabkan calon tunggal dalam pemilihan ketua jurusan dan fakultas.

“Mirisnya, hanya mahasiswa dari organisasi PMII rayon dakwah yang ia acc untuk maju dalam kontestasi politik fakultas,” terang Hacker.

Hacker tersebut juga mengungkap bahwa terjadi intimidasi oleh pendukung Bagas terhadap Ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) Zuhandy.

Pengeroyokan dilakukan terhadap salah satu anggota KPM oleh pendukung Bagas, dengan korban mengalami luka robek di kepala.

“Mereka melakukan intimidasi terhadap anggota KPM (komisi pemilihan mahasiswa) dimana target mereka adalah Zuhandy,” jelas Hacker.

“Korban mengalami luka robek di kepala dan kasusnya dilimpahkan ke Polres Semarang namun kasusnya mandek,” lanjutnya.
Kasus tersebut dilaporkan ke Polres Semarang, namun perkembangannya tidak jelas.

Hacker tersebut menyimpulkan bahwa pencalonan Bagas sebagai ketua DEMA diduga dilakukan dengan cara yang curang dan licik.

Bagas juga diduga menggunakan intimidasi terhadap lawannya yang menyebabkan korban trauma.

“Dia mengerahkan bawahannya untuk mengintimidasi lawannya sehingga korban trauma,” pungkasnya.

“Korban juga tidak masuk kuliah karena mendapatkan ancaman pembunuhan dari para bawahannya Bagas,” lanjutnya lagi.

Fadel Irmansyah (24), salah satu korban, mengklaim bahwa ia dipukuli dan ditendang di Kampus UIN Walisongo.

Korban juga menyampaikan bahwa luka yang dideritanya cukup serius, menurut diagnosa dokter.

“Lebih dari enam kali dipukuli. Dada ditendang juga. Kepala saya bocor, dijahit sampai tiga. Kata dokter lukanya agak dalam,” ujar Fadel.

Kesaksian Fadel memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kebrutalan yang dialaminya sebagai korban dalam konteks konflik tersebut.

Kasus ini menunjukkan seriusnya masalah pelanggaran HAM di lingkungan kampus yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi mahasiswa.

Terungkapnya percakapan ini membuka ruang untuk penyelidikan lebih lanjut dan menuntut tindakan tegas dari pihak kampus. (*)

Sumber: kilat

TUTUP
TUTUP