'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

BeritakanID.com - Pengadilan di Vietnam, Kamis, 11 April 2024, menjatuhkan hukuman mati kepada wanita taipan real estate Truong My Lan atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong (sekitar Rp 200 triliun), yang merupakan penipuan keuangan terbesar yang pernah tercatat di negara tersebut, kata kata media.

Persidangannya, yang dimulai pada 5 Maret dan berakhir lebih awal dari yang direncanakan, merupakan salah satu hasil dramatis dari kampanye melawan korupsi yang telah dijanjikan oleh pemimpin Partai Komunis yang berkuasa, Nguyen Phu Trong, selama bertahun-tahun untuk diberantas.

Lan, ketua pengembang real estate Van Thinh Phat Holdings Group, dinyatakan bersalah melakukan penggelapan, penyuapan dan pelanggaran peraturan perbankan pada akhir persidangan di pusat bisnis Kota Ho Chi Minh, kata media pemerintah.

“Kami akan terus berjuang untuk melihat apa yang bisa kami lakukan,” kata seorang anggota keluarga kepada Reuters, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya. Sebelum putusan dijatuhkan, dia mengatakan Lan akan mengajukan banding atas hukuman tersebut.

Lan telah mengaku tidak bersalah atas tuduhan penggelapan dan penyuapan, kata Nguyen Huy Thiep, salah satu pengacara Lan kepada Reuters.

"Tentu saja dia akan mengajukan banding atas putusan tersebut," tambahnya, seraya menambahkan bahwa dia dijatuhi hukuman mati untuk tuduhan penggelapan dan masing-masing 20 tahun untuk dua tuduhan lainnya, yaitu penyuapan dan pelanggaran peraturan perbankan.

Vietnam memberlakukan hukuman mati sebagian besar atas pelanggaran kekerasan tetapi juga untuk kejahatan ekonomi. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa mereka telah mengeksekusi ratusan narapidana dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar dengan suntikan mati.

Surat kabar Thanh Nien mengatakan bahwa 84 terdakwa dalam kasus ini menerima hukuman mulai dari masa percobaan selama tiga tahun hingga penjara seumur hidup. Di antara mereka terdapat suami Lan, Eric Chu, seorang pengusaha dari Hong Kong, yang dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara, dan keponakannya yang dihukum 17 tahun penjara.

Dari Parfum hingga Transaksi Keuangan Tingkat Tinggi

Lan memulai kariernya sebagai pedagang kosmetik di pasar pusat Kota Ho Chi Minh, membantu ibunya, katanya kepada para hakim selama persidangan, menurut media pemerintah.

Dia kemudian mendirikan perusahaan real estat Van Thinh Phat pada 1992, tahun yang sama ketika dia menikah, menurut media pemerintah.
Dia dinyatakan bersalah, dengan para kaki tangannya menyedot lebih dari 304 triliun dong dari Saigon Joint Stock Commercial Bank (SCB), yang secara efektif dia kendalikan melalui lusinan proxy meskipun ada peraturan yang secara ketat membatasi kepemilikan saham dalam jumlah besar di pemberi pinjaman, menurut para penyelidik.

Dari awal 2018 hingga Oktober 2022, ketika negara menalangi SCB setelah terjadi pembobolan deposito yang dipicu oleh penangkapan Lan, dia mengambil uang dalam jumlah besar dengan mengatur pinjaman yang melanggar hukum kepada perusahaan-perusahaan cangkang, demikian ungkap para penyelidik.

"Tindakan terdakwa tidak hanya melanggar hak pengelolaan properti individu dan organisasi tetapi juga menempatkan SCB di bawah pengawasan, mengikis kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Partai dan Negara," surat kabar pemerintah VnExpress mengutip pernyataan juri.

Bank tersebut saat ini disokong oleh bank sentral dan menghadapi restrukturisasi yang kompleks di mana pihak berwenang mencoba untuk menetapkan status hukum dari ratusan aset yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman dan obligasi yang diterbitkan oleh VTP. Obligasi itu sendiri bernilai $1,2 miliar.

Beberapa asetnya adalah properti kelas atas, namun banyak juga yang merupakan proyek yang belum selesai.

Sebelum kejatuhannya, ia telah memainkan peran kunci dalam dunia keuangan Vietnam, terlibat dalam penyelamatan SCB yang bermasalah lebih dari satu dekade sebelum ia berkontribusi pada krisis baru bank tersebut.

Dia dinyatakan bersalah karena telah menyuap para pejabat untuk membujuk pihak berwenang agar berpaling, termasuk membayar $5,2 juta kepada seorang inspektur bank sentral senior, Do Thi Nhan, yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Tindakan keras terhadap korupsi di Vietnam, yang dijuluki "Blazing Furnace", telah menyebabkan ratusan pejabat senior negara dan eksekutif bisnis terkemuka dituntut atau dipaksa mundur.

Korupsi begitu meluas sehingga di beberapa provinsi, banyak orang mengatakan bahwa mereka membayar suap hanya untuk mendapatkan layanan medis di rumah sakit umum, menurut sebuah survei baru-baru ini oleh Program Pembangunan PBB dan organisasi lainnya.

Sumber: tempo

TUTUP
TUTUP