Komika Sandi Sukron dan Eky Priyagung Kritik Pengusiran Masyarakat Adat dari IKN Dalam 7 Hari: Suratnya Ditarik dan Dibilang Hoax

Komika Sandi Sukron dan Eky Priyagung Kritik Pengusiran Masyarakat Adat dari IKN Dalam 7 Hari: Suratnya Ditarik dan Dibilang Hoax

BeritakanID.com - Komika Sandi Sukron dan Eky Priyagung ikut mengomentari info yang mengabarkan bahwa ratusan masyarakat adat Pamanuan disuruh pindah oleh Otorita Ibu Kota Negara (IKN).

Pasalnya, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono memberikan waktu tujuh hari agar masyarakat adat desa Pamaluan yang mendiami kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur pada Rabu 13 Maret 2024 lalu.

Padahal masyarakat adat Pamaluan telah menjadikan wilayah itu sebagai rumah selama turun-temurun, jauh sebelum rencana pemindahan IKN.

Hubungan erat dengan tanah dan hutan adat membuat mereka tidak tau harus pulang kemana jika harus pindah, inilah yang disoroti Sandi Sukron dan Eky Priyagung.

"Ki katanya rumah itu tempat buat pulang," kata Sandi Sukron dan diiyakan Eky Priyagung. 

"Nah kalau rumahnya digusur pulangnya kemana?" tanya Sandi lagi kepada Eky seperti dikutip ari akun instagram @sandissukron.

Sandi pun menyebut layaknya IKN sekarang di mana masyarakat adat disana dikirim surat buat ngebongkar rumahnya dalam waktu 7 hari soalnya rumah mereka ada dalam wilayah IKN

Disebutkan bahwa kawasan itu belum ada ganti rugi sebelumnya bahkan sampai sekarang. Eky pun menyebut hal itu sama dengan yang terjadi pada dirinya sebagai anak broken home.

"Wah kaya gue dong broken home. Satu kampung broken home. Rumahnya rusak. Gapunya tempat pulang," bebernya.

Namun belakangan surat itu ditarik Otorita IKN yang membatalkan rencana mengusir dan menggusur paksa warga di sekitar pada Kamis 14 Maret 2024.

"Sekarang suratnya udah ditarik terus bilangnya itu hoax," tutur Sandi tapi Eky menyebut dibatalkannya rencana pengusiran itu hanya akal-akalan pemerintah karena keresahan masyarakat.

"Yee karena masyarakat resah. Tinggal dibilang aja itu hoax. Pemerintah mah dari dulu suka gitu main gusur," ujar Eky lalu Sandi membantah "Eh bukan gusur ki tapi Dialihkan," jelasnya.

Eky pun menjelaskan kata 'dialhikan' hanyalah eufemisme sebuah ungkapan halus yang menggantikan kata-kata kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.

"Karena kalau digusur terlalu serem. Bilangnya dialihkan. Kekerasan pada masyarakat eh bilangnya ditertibkan. Bilangnya bukan dinasti tapi keberlanjut....," beber Eky yang mau ngomong keberlanjutan tapi dihentikan Sandi. "Eits....," tandas Eky.

Sumber: hops

TUTUP
TUTUP