Prabowo Siapkan Jabatan Menteri Utama, Siapa Kandidatnya? Golkar Disebut Dapat Jatah 5 Menteri

Prabowo Siapkan Jabatan Menteri Utama, Siapa Kandidatnya? Golkar Disebut Dapat Jatah 5 Menteri

BeritakanID.com - Jurnalis senior sekaligus pemimpin redaksi IDN Times, Uni Lubis menyebut saat ini Partai Golkar semakin menguat pada Pemilu 2024.

Dalam tayangan YouTube Total Politik, ia menilai bahwa suara Partai Golkar semakin menguat termasuk potensi jumlah kursi di DPR.

Bahkan menurutnya, jika Prabowo Subianto resmi terpilih menjadi presiden maka akan memberikan power yang lebih besar kepada Partai Golkar.

“Dengan Golkar yang makin menguat, termasuk potensi jumlah kursinya di DPR. Jadi makin beralasan nggak kira-kira Prabowo jika dia resmi terpilih sebagai presiden memang memberikan power lebih besar kepada Golkar,” ujar Uni Lubis, dikutip AyoJakarta.com dari YouTube Total Politik pada Kamis, 29 Februari 2024.

“Saya mendengar bahwa Golkar mendapatkan jatah lima menteri dan lima menteri itu termasuk menteri utama itu,” lanjutnya.

Maka, kata dia, ada kemungkinan nantinya yang masuk ke kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dari Golkar mendapatkan satu menteri utama dan tiga menteri.

“Jadi 5 menteri, tapi mungkin kalau menteri utama itu hitungannya 2 menteri. Apakah 1 menteri utama plus 3 gitu,” kata Uni Lubis.

“Bahkan sebelumnya saya sempat mendapat kabar bahwa ketua tim transisi nantinya akan diketuai oleh Airlangga Hartarto, keinginan dari pihak Pak Prabowo,” timpalnya.

Sementara itu, jurnalis senior yang juga eks Pemimpin Redaksi Tempo Bambang Harimurti atau kerap disapa BHM, menyebut bahwa yang sebenarnya diperhatikan oleh publik adalah siapa nantinya Menteri Keuangan di era pemerintahan Prabowo Subianto.

“Kalau dari daftar pendek yang beredar, mungkin yang paling bisa diterima pasar tuh Budi Sadikin kali ya,” ujar BHM.

“Budi Sadikin-nya pengin tetap di Menteri Kesehatan, tapi kayaknya teman-temannya karena diantara calon-calon Menteri Keuangan yang lain yang dianggap bisa diterima pasar dan dianggap Menteri Keuangan itu harus bisa bilang no ke presiden,” sambungnya.

“Nah, dia dianggap yang paling mampu bisa bilang no secara demikian rupa sehingga bisa diterima,” timpalnya.***

Sumber: ayojakarta

TUTUP
TUTUP