BeritakanID.com - Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Mariana Ulfah mempertanyakan kinerja KPU selaku penyelenggara Pemilu 2024. Tak hanya Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) yang bermasalah, namun data situs KPU juga ada kejanggalan.
Ulfah sebelumnya mempertanyakan kasus 54 juta DPT bermasalah yang tak kunjung diselesaikan oleh KPU. Kini muncul lagi persoalan 50 juta pemilih di web KPU yang diduga menguap.
“Sepertinya dugaan kecurangan TSM (terstruktur, sistematis, dan massif) semakin kuat dan nyata,” katanya kepada KBA News, Selasa, 20 Februari 2023.
Mengutip dari Channel YouTube Wepotech ID, per 19 Februari 2024, di Jawa Timur ada 8 juta suara diduga menguap, sedangkan di Jawa Barat sekitar 9 juta. Kasus ini terjadi di semua provinsi dengan jumlah mencapai 50 juta suara.
Menurut Ulfah, kejanggalan di situs KPU ini sangat mudah sekali, hanya dari jumlah penduduk (DPT) per provinsi kemudian dikalikan dengan progres persentase input atau rekapitulasi suara yang masuk.
“Ini kan simpel dan sederhana sekali. Itu saja ternyata bisa ketahuan 50 juta yang seharusnya tercantum di situs KPU ternyata nggak ada,” ungkapnya.
“Tentu menjadi pertanyaan besar. Apa mungkin 50 juta orang ini ketiduran semua dari pagi hingga siang saat coblosan hingga tak menggunakan hak pilihnya? Atau piknik bareng. Ini kan nggak wajar,” imbuhnya.
Baca Juga
Dia menyatakan, KPU menunjukkan kurang profesional dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 ini. Apalagi jika diukur dari anggaran untuk pembuatan Sirekap dan web KPU sangat besar.
“KPU digaji besar, bikin Sirekap dan situs KPU banyak salah, sepertinya kok dihambur-hamburkan untuk event sebesar Pemilu,” ungkapnya.
Menurut dia, ketidakprofesionalisme KPU ini kembali kepada etika dan moral lembaga. “KPU sudah sangat dipertanyakan. Seharusnya ini bukan kartu kuning lagi, mungkin sudah layak dikartu merah,” tegasnya.
Sebelumnya, penjelasan dari Channel YouTube Wepotech ID menyebutkan dari Katadata, jumlah DPT pada Pemilu 2024 tercatat ada 204 juta pemilih. Data per 19 Februari 2024 yang masuk di KPU sudah 65 persen.
Dengan kata lain, seharusnya sudah 132 juta pemilih yang direkap. Namun saat dijumlahkan perolehan suara ketiga paslon yang masuk rekap web KPU hanya 82 juta.
“Kemana yang 50 juta? Apa 50 juta suara (setara 38 persen) golput atau gimana belum tahu. Yang jelas KPU seharusnya bisa menjelaskan seperti apa,” katanya.
Sumber: kbanews