BeritakanID.com - Pemerintahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) pada peride mendatang kalau memenangi Pilpres 2024 dipastikan tidak akan ada menteri yang memiliki banyak kewenangan atau kerap disebut menkosaurus (menteri koordinator segala urusan).
Kepastian tersebut disampaikan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong dalam podcast “Mengenang Kembali Jokowi Yang Dulu, Anies Lebih Mendekati Ketimbang Prabowo & Ganjar Ft. Tom Lembong” di kanal YouTube @Total Politik, dikutip KBA News Jumat, 5 Januari 2024.
“Jadi kalau Pak Anies dan Pak Muhaimin terpilih, sudah pasti kita akan kembali ke sebuah sistem teknokrasi. Jadi tidak mengkonsentrasikan begitu banyak wewenang di satu, dua atau tiga menteri yang super. Super menteri. Itu terlalu riskan,” ucapnya.
Dia menegaskan yang lebih penting dalam membangun sebuah organisasi adalah adanya teamwork yang solid, dibanding seorang superstar. Dia menganalogikan dengan sebuah tim kesebelasan sepak bola.
“Jadi ada kisah orang super kaya pemilik klub bola, dia pokoknya guyur uang untuk ambil superstar-superstar. Individu-individu yang masing-masing pemain dahsyat. Ternyata di pertandingan kalah melulu. Karena masing-masing superstar itu egonya enggak terkendali. Jadi enggak ada teamwork,” ungkap mantan Menteri Perdagangan ini.
“Sementara kesebelasan lain, yang mungkin individu-individunya tidak begitu superstar, tapi budaya teamwork-nya sangat bagus, mengutamakan misi tim daripada kepentingan pribadi. Itu malah menang terus,” imbuhnya.
Apalagi dalam sebuah organisasi sebesar Pemerintahan Indonesia, lanjutnya, membangun teamwork ini penting. Dan di atas teamwork itu ada kompas moral, etika, dan norma-norma yang menjadi pegangan. Mengingat godaan untuk menyimpang sangat kuat.
“Jadi pimpinan tugasnya adalah mengingatkan selalu mengenai norma-norma, nilai-nilai kompas moral,” ucapnya.
Di samping itu, yang akan dibangun juga adalah sebuah sistem yang transparan, akuntabel, pengelolaan organisasi dengan berdasarkan merit system.
“Yang dipromosikan benar-benar yang kompeten, yang kondusif konstruktif, produktif, dan yang bukan sesuai selera, tapi sesuai konsensus. Tidak produktif, tidak kondusif, ya disingkirkan atau tidak dipromosi,” tegasnya.
“Untuk menciptakan sebuah organisasi pemenang, winner, winning organization, harusnya budaya organisasi, sistem (dikedepankan). Dan yang paling utama nilai-nilai dan norma-norma. Bukan superstar, siapa pun itu,” tandasnya.
Sumber: kbanews