The Guardian: Pelanggaran HAM dan Penyiksaan Aktivis oleh Prabowo Direbranding Gemoy

The Guardian: Pelanggaran HAM dan Penyiksaan Aktivis oleh Prabowo Direbranding Gemoy

BeritakanID.com - Media kredibel dari Inggris, The Guardian, edisi Selasa 9 Januari 2024 menyoroti upaya mengubah imej Calon Presiden Prabowo Subianto melalui proses reposisi merek atau rebranding. Dalam judulnya yang dikutip Rabu 10 Januari 2024, The Guardian menuliskan “From military leader to ‘harmless grandpa’: the rebranding of Indonesia’s Prabowo (Dari pemimpin militer menjadi ‘kakek yang tak berbahaya’: rebranding Prabowo).”

Sementara dalam subjudulnya The Guardian menyatakan, “As election looms former son-in-law of late dictator Suharto has become popular with young voters thanks to Instagram posts with cats (Menjelang pemilu, menantu diktator Suharto menjadi populer di antara pemilih muda berkat postingan Instagram dengan kucing).”

The Guardian menyebutkan bahwa Prabowo adalah mantan Jenderal yang telah dipecat dari militer karena diduga terlibat dalam penculikan dan penyiksaan. Namun, saat ini imej Prabowo jauh berbeda: seorang kakek yang lucu dengan gerakan joget canggung dan sisi lain yang lembut (a cute grandpa with awkward dance moves and a softer side).

Di acara kampanye, papar The Guardian, Prabowo, 72 tahun, menggoyangkan pinggulnya dan melambaikan tangannya – gerakan yang terekam dalam video viral di TikTok, dan netizen memanggilnya “gemoy”, artinya lucu. Di Instagram, akunnya memperlihatkan Prabowo meringkuk dan mencium kucingnya, serta berpose dengan tangan dalam isyarat cinta hati. Pendukungnya mengenakan hoodies dengan gambar Prabowo versi kartun yang tampak manis.

The Guardian menuliskan bahwa inilah strategi rebranding Prabowo, mantan menantu dictator Suharto, yang didakwa terlibat dalam penculikan dan penyiksaan aktivis pro-demokrasi pada akhir 1990-an, serta pelanggaran HAM di Papua dan Timor Timur (sekarang Timor Leste). The Guarding menukil, bagaimana akibat catatan kelam tersebut, Prabowo dilarang bepergian ke AS. Namun, larangan ini dicabut ketika dia menjadi menhan pada 2019.
Menurut Guardian, pilpres 2024 berpotensi melanjutkan politik dinasti dan media sosial akan menjadi medan pertempuran penting dalam kontestasi pilpres.

“Tim kampanye Prabowo berusaha menggambarkan mantan jenderal ini sebagai ‘sekadar kakek yang tidak berbahaya’. Terutama membidik kaum muda yang tak punya banyak pengetahuan tentang dugaan masa lalu Prabowo,” terang Dr. Alexander R. Arifianto, akademisi senior Indonesia Programme di S. Rajaratnam School of International Studies, dikutip dari The Guardian.

Senada, Dr Mada Sukmajati, akademisi dari FISIP Universitas Gadjah Mada mengungkapkan kepada The Guardian, pemilih muda tidak terlalu peduli tentang isu-isu demokrasi atau pelanggaran HAM yang diduga dilakukan Prabowo. “Generasi muda punya isunya sendiri, pengangguran dan lapangan kerja,” ucapnya.

Mada pun mengungkapkan bahwa generasi muda memandang bahwa praktik politik dinasti, bahkan dengan merekayasa aturan batas usia Gibran Rakabuming Raka melalui pamannya Anwar Usman, adalah sesuatu yang umum, bukan hal khusus.

Sumber: kbanews

TUTUP
TUTUP