BeritakanID.com - Abdul Hadi Wijaya yang lebih dengan Gus Ahad ikut angkat bicara terkait tuduhan penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah bahwa PKS identik dengan Wahabi sehingga tidak bisa maju bersama NU yang menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah.
Gus Ahad merupakan keturunan pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari yang telah puluhan tahun bergabung dengan PKS dan saat ini menjadi anggota DPRD Jawa Barat dari partai tersebut.
“Saya adalah zuriyah (keturunan) asli Mbah Hasyim Asy’ari turunan ke-5 dari nenek saya atau mbah buyut saya, Mbah Khoiriyah binti Hasyim,” jelasnya dalam sebuah video, dikutip KBA News Jumat, 19 Januari 2024.
“(Saya) sudah mengikuti kegiatan sejak PKS ini masih berupa gerakan dakwah, dakwah kampus dan dakwah Islamiyah, pada 30 tahun lebih yang lalu,” sambungnya.
Selama puluhan tahun menjadi bagian PKS, Gus Ahad sudah mengikuti ratusan bahkan ribuan kegiatan partai berlogo bulan sabit dan padi tersebut. Dia tidak menemukan seperti yang dituduhkan Gus Miftah.
“Dan alhamdulillah tidak ada satu pun, kriteria-kriteria yang menyatakan PKS itu sebagai Wahabisme, itu saya pernah dengar. Bahkan dari guyonan pun tidak pernah (saya dengar) seperti itu,” ucap legislator dari daerah pemilihan Purwakarta dan Karawang ini.
Karena itu dia menyayangkan tuduhan serampangan yang dilemparkan penceramah berambut gondrong tersebut. Gus Ahad pun meminta Gus Miftah untuk mendalami PKS lebih jauh agar tidak menyebarkan fitnah.
“Maka saya mengucapkan salam kenal dan salam sayang kepada Gus Miftah. Anda terlalu terburu-buru menilai PKS. Mungkin lebih bagus kita berkomunikasi dulu sehingga Anda tahu dalamannya dan bisa menyampaikan (berdasarkan fakta, red), ungkapnya.
“Karena saya khawatir nanti hisab Anda jadi berat dengan fitnah yang tersampaikan. Demikian, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan,” tandas Gus Ahad, yang juga cucu mantan Ketua Lajnah Falakiyyah PBNU KH Machfudz Anwar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam ceramah pada pengajian akbar yang digelar PWNU Lampung, Jumat, 12 Januari 2024 pekan lalu, Gus Miftah menjelaskan dakwah Wahabi adalah dengan cara menakut-nakuti masyarakat. Di Indonesia dia menyebut Wahabi identik dengan PKS.
PKS, katanya membandingkan, berbeda dengan NU yang beraliran Ahlussunnah wal Jama’ah memiliki dakwah menyenangkan.
“(Dakwah) Menyenangkan itu NU. Yang sukanya menakut nakuti Wahabi. Wahabi itu di Indonesia identik dengan PKS. Makanya saya tidak yakin, kalau orang NU bisa maju bareng dengan PKS,” jelasnya.
Sumber: kbanews