Singgung Jokowi, Anies Baswedan Blak-blakan Siapa Bohir yang Mendanainya

Singgung Jokowi, Anies Baswedan Blak-blakan Siapa Bohir yang Mendanainya

BeritakanID.com - Bakal calon presiden usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) Anies Baswedan buka-bukaan siapa yang mendanai perjalanannya selama ini ke berbagai daerah di Indonesia. Sejak dideklarasikan NasDem awal Oktober 2022 lalu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini telah mengunjungi sekitar 70 kota.

Dia mengakui mayoritas yang membiayai lawatannya tersebut adalah partai besutan Surya Paloh tersebut.

“Tergantung. Mayoritas [yang membiayai] dari NasDem,” jelasnya dalam wawancara dengan jurnalis senior Uni Lubis sebagaimana ditayangkan di akun Youtube @Anies Baswedan, dikutip KBA News pagi ini, Jumat, 1 Juni 2023.

“Dan acara-acara yang dilakukan itu Kak Uni, itu adalah acara yang hampir semua sifatnya desentralistik. Jadi ketika saya menyebut nama NasDem, itu bukan berarti NasDem Jakarta atau pusat saja [yang membiayai]. Tapi [NasDem] di daerah-daerah [juga] dan relawan-relawan daerah,” sambung capres NasDem, Demokrat, dan PKS ini.

Saat ini, katanya menambahkan, terdapat lebih dari 500 simpul atau grup relawan yang semuanya tidak ada yang dibiayai dari Jakarta. “Semua grup-grup relawan ini adalah swakarsa, swakarya, dan mereka self funding di mana-mana. Itu yang membuat saya merasa ini adalah tanggung jawab yang tidak kecil yang harus saya emban,” beber master dan doktor jebolan Amerika Serikat ini.

Sementara kalau kunjungan melalui perjalanan darat, lanjut Anies yang tampak mengenakan batik berwarna hijau ini, dia merogoh dari kocek sendiri untuk mendanainya. “Ketika trip itu dilakukan ke berbagai kota, sebagian adalah kita sendiri. Yang kelilingnya itu darat, itu kita sendiri,” katanya menekankan.

Sedangkan terkait pendanaan dari Demokrat dan PKS, Anies menjelaskan sejauh ini keduanya belum masif melakukan kegiatan di daerah-daerah. Karena setelah PKS dan Demokrat mendeklarasikan dukungan, langsung memasuki bulan puasa.

“Di bulan puasa itu saya sempat bilang jangan sampai kita ada aktivitas politik dulu. Biarkan bulan puasa itu bulan yang tidak ada aktivitas. Jadi di bulan puasa praktis kemarin, malah saya tirakat kemarin. Saya jalan [sendiri],” ucap eks Mendikbud ini.

Demokrat dan PKS ini baru akan menggelar banyak kegiatan setelah Lebaran. Meskipun, Anies sendiri sudah beberapa kali menghadiri acara PKS dan Demokrat di daerah. “Berkali-kali juga saya datang di Banten, saya datang di [acara PKS] Jakarta sini. Kemudian juga ada kemarin di Jawa Barat. Jadi Demokrat juga begitu. Demokrat itu banyak bikin kegiatan. jadi Sesungguhnya semua sudah sudah melakukan aktivitas,” tutur Anies.

Uni Lubis menanyakan soal pendanaan ini karena semua mafhum politik itu mahal. Apalagi dalam sebuah pertemuan para pemimpin redaksi dari berbagai media massa dengan Surya Paloh sebelumnya, lanjutnya, Ketua Umum DPP Partai NasDem tersebut sempat menyebut bahwa dia mendukung padahal Anies tidak memiliki uang.

“Tapi menurut saya gini Kak Uni, memang capres-capres dulu pada punya uang? Pak Jokowi juga tidak punya uang,” timpal Anies.

Karena Jokowi disinggung, wartawati bernama lengkap Uni Zulfiani Lubis pun membandingkan dengan Anies dalam soal pendanaan dari para donatur. Bila Jokowi dulu banyak orang yang mendanai karena mempunyai elektabilitas tinggi, apakah kini Anies merasa para pihak yang selama ini biasanya jadi donatur enggan men-support-nya karena posisinya kini hanya di peringkat ketiga berdasarkan temuan survei.

Terkait hal tersebut, Anies menepis. Karena elektabilitas Jokowi sebelum pilpres juga pernah di bawah Prabowo Subianto yang menjadi pesaingnya.

“Sebenarnya begini. Nah, kalau kita lihat masa itu ya, baik untuk membandingkan bukan survei setahun sebelum pemilu dengan survei 5 tahun lalu 10 tahun lalu, 6 bulan sebelum pemilu. Ada periode di mana Pak Prabowo itu jauh lebih tinggi daripada Pak Jokowi di awal itu. Ada periode itu,” jelas Anies, yang pada Pilpres 2014 lalu menjadi tim pemenangan Jokowi.

Karena masih menyisakan sekitar 5 bulan sebelum masa pendaftaran capres dan 8 bulan sebelum pencoblosan, pendiri Gerakan Indonesia Mengajar ini pun optimitis elektabilitasnya akan terus meningkat melampui pesaingnya. Dengan catatan, pemilu berlangsung jujur dan fair, tidak ada intimidasi.

“Karena itulah kita usahakan. Karena itu saya melihat ini sebenarnya masih terbuka. Yang penting, biarkan semua pelaku, baik pelaku politik, pelaku sosial, pelaku ekonomi, pelaku budaya bebas menentukan pilihannya,” tegasnya.

“Jangan sampai ada ancaman. Eh dia boleh dukung, tapi hanya dukung si A si B ya enggak boleh dukung yang ini ya. Nah, itu yang jangan ada. Karena kalau ada begitu, maka tidak lagi ada kesetaraan kesempatan. Dan saya cukup optimis bahwa ikhtiar untuk perubahan ini, itu banyak yang sepemahaman. Tapi mereka masih nunggu,” demikian Anies Baswedan.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP