Safari ke 70 Daerah, Gus Choi: Gangguan kepada Anies Baswedan Itu Nyata

Safari ke 70 Daerah, Gus Choi: Gangguan kepada Anies Baswedan Itu Nyata

BeritakanID.com - Kekhawatiran yang disampaikan Anies Baswedan belum lama ini terkait adanya penjegalan, kriminalisasi, ketidaknetralan penyelenggara Pemilu, dan berbagai kekhawatiran lainnya mempunyai dasar. Bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tersebut tentu tidak asal bicara.

“Saya kira apa yang disampaikan oleh Mas Anies tadi itu bukan omong kosong atau isapan jempol ya. Pasti ada fakta-fakta, ada informasi dari dalam, dari luar, dari lapangan dan mudah-mudahan itu kalau sudah terjadi, itu harus sudah diakhiri,” jelas politikus NasDem Effendy A. Effendy Choirie dalam talkshow “Koalisi Perubahan Digoyang Lagi, Jalan Anies Makin Terjal” live di TVOne, Kamis malam, 15 Juni 2015, dikutip dari kanal YouTube @tvOneNews, Jumat, 16 Juni 2023.

Apalagi, sambungnya, kekhawatiran tersebut sangat beralasan karena dia termasuk yang merasakan dan menyaksikan langsung bagaimana perlakuan terhadap Anies Baswedan dalam safari politik ke berbagai daerah di Indonesia selama ini.

“Selama kita safari, 70 titik lebih, itu gangguan-gangguan terus terjadi. Misalnya ada spanduk-spanduk pembatalan. Anies tidak jadi ke daerah ini. Enggak mungkin itu rakyat biasa yang bikin. Padahal terjadi. Dan saya menyaksikan itu, saya ikut menurunkan,” ucapnya.

Dan memang pembatalan itu nyata terjadi. Pihak panitia misalnya mendapat izin untuk menggelar acara di satu tempat yang akan dihadiri Anies. Namun, 2-3 jam itu ada pembatalan. “Apa mereka ceritakan kepada panitia? Pak ada dari instrumen negara namanya X, itu yang minta [membatalkan],” ungkap mantan anggota DPR RI ini.

“Karena kita tahu keadilan di Indonesia, hukum di Indonesia seperti ini, maka kekhawatiran itu menjadi logis, menjadi pantas. Kalau tidak khawatir, justru kita ini bodoh sekali. Kan jelas-jelas di depan mata, telinga kita mendengarkan. Kemudian info-info kita terima. Cuma kan kita ini mau mengadu kepada siapa? Kecuali pada Tuhan,” sambung kader NU ini.

Dia menambahkan fakta perlakuan diskriminatif dan ketidakadilan ini tidak hanya dirasakan oleh Koalisi Perubahan. “Di tempat lain juga merasakan. Cuma mungkin dia dapat keuntungan dari ketidakadilan, sehingga mereka tidak protes. Ya, sudah kita nikmati aja ketidakadilan, kira-kira begitu,” tandasnya.

Pada 30 Mei Mei lalu, Anies menjelaskan bahwa merespons pemberitaan yang mengungkapkan bahwa Presiden akan bersikap tidak netral dan akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024, dia banyak sekali menerima ungkapan aspirasi dan kekhawatiran.
“Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, ada yang mengungkapkan kekhawatiran kriminalisasi, ada yang kekhawatiran tentang tidak netralnya penyelenggaraan pemilu, ada kekhawatiran tentang caleg-caleg yang mungkin dapat diperlakukan tidak fair, partai-partai yang dapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang dapat perlakukan tidak fair,” ujar Anies.

“Kemudian potensi terjadinya kecurangan, yang semua itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe,” imbuhnya.

Namun Anies berharap ungkapan kekhawatiran itu tak terwujud usai Jokowi bilang akan cawe-cawe. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap Pemilu dan Pilpres 2024 berjalan secara netral tanpa ada kecurangan.

“Nah, kami berharap kekhawatiran-kekhawatiran yang tadi diungkapkan tidak benar. Itu adalah kekhawatiran saja dan dalam kenyataannya pemilu tetap seperti semula, pilpres seperti semula. Setiap partai punya hak yang sama untuk mencalonkan, setiap caleg punya hak yang sama untuk berkampanye dan mendapatkan perlakukan yang sama. Begitu juga setiap capres memiliki hak yang sama, penyelenggara juga melakukan ini dengan fair, dengan baik, dan netral,” tegas Anies.

Sementara Jokowi yang menyampaikan itu dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi sejumlah media serta content creator di Istana Negara, Jakarta sehari sebelumnya, mengungkapkan demi bangsa dan negara dia akan cawe-cawe. Tentu saja dalam arti yang positif.

“Saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang, dan tidak akan mengotori demokrasi,” kata Jokowi.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP