BeritakanID.com - Pernyataan Gubernur Jawa Tengah yang mengaku suka menonton film porno terus menjadi sorotan banyak pihak. Pernyataan itu disampaikan bakal calon Presiden yang diusung PDIP dalam sebuah acara podcast di channel YouTube Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.
Dosen S3 Prodi Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag turut mengomentari Ganjar Pranowo yang mengaku suka menonton film dan gambar berbau pornografi.
“Ganjar Pranowo yang terang-terangan menyatakan suka film porno itu seolah-olah baik-baik saja, padahal sejatinya ia telah mengabaikan norma agama dan norma sosial, karena bangga dengan perilaku buruknya,” jelasnya kepada KBA News di Yogyakarta, Sabtu, 6 Mei 2023.
Guru Besar Tafsir Alquran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menyatakan, soal tahu atau tidak tahu tentang sesuatu, Imam al-Ghazali mengkategorikan manusia menjadi empat kriteria. Pertama, orang yang tahu, dan tahu bahwa ia tahu. Kedua, orang yang tahu, dan tidak tahu bahwa ia tahu.
Ketiga, orang yang tidak tahu, dan tahu bahwa ia tidak tahu. Keempat, orang yang tidak tahu, dan tidak tahu bahwa ia tidak tahu.
Dosen Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga ini mengungkapkan, dalam konteks pornografi, tentu Ganjar Pranowo tahu bahwa hobi nonton film porno itu tidak baik untuk dirinya maupun orang-orang lain.
Menurut Chirzin, sebagai pemimpin bisa jadi Ganjar menganggap deklarasinya tentang pornografi tidak berdampak buruk pada kinerjanya. “Padahal, menurut kajian psikologi, pornografi merusak fungsi otak tengah sebagai sarana pengambilan keputusan,” ujarnya.
Ketua Umum MUI Kota Yogyakarta ini mengatakan, jika otak tengah rusak, maka yang bersangkutan rawan mengambil keputusan yang tidak tepat. “Dan boleh jadi beranggapan bahwa menyampaikan informasi yang tidak benar kepada khalayak ramai itu tidak mengapa,” ungkapnya.
Alumnus S2 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Jurusan Akidah-Filsafat ini mencontohkan narasi Ganjar Pranowo tentang buruh. Ganjar menyebut para buruh tidak menolak Undang-undang Cipta Kerja. “Padahal faktanya para buruh telah melakukan demo berjilid-jilid untuk menolak UU Cipta Kerja tersebut,” ungkapnya.
Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Yogyakarta ini juga menyoroti tentang kasus Wadas Purworejo. Betapa tindakan represif telah dilakukan oleh aparat kepada warga Wadas yang tidak mendukung proyek pengembang, tetapi Ganjar tidak membela kepentingan warganya.
Dia juga mempertanyakan beberapa ruas jalan di wilayah Jawa Tengah rusak parah, tetapi tidak kunjung mendapat perbaikan. “Jika potret Jawa Tengah demikian rupa, dan berpredikat sebagai provinsi paling miskin se Indonesia, bagaimana pula pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya jika kelak menjadi Presiden RI,” jelasnya.
Sumber: KBA