BeritakanID.com - Organisasi masyarakat (Ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN) terlibat bentrok dengan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Bali di Jalan Dr R Goris, Kota Denpasar, Bali.
Dilansir dari instagram indonesianewstoday, Ketua PGN Bali Daniar Tri Sasongko menyebutkan ada lima orang dari PGN luka-luka dan patah tulang akibat bentrok tersebut.
"Kalau dihitung ada lima orang ya (yang mengalami luka-luka dan patah tulang,"ujarnya.
Daniar juga mengatakan satu dari tiga orang yang terluka telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar.
Sementara dua orang lagi tidak mau dibawa di rumah sakit.
Daniar pun mengalami patah pada jari kelingking.
Telinganya mendengung akibat terkena lemparan batu.
Pentolan Ormas PGN, yakni Pariyadi atau akrab disap Gus Yadi mengalami patah tulang pada bagian tangan.
"Gus Yadi itu patah di pundaknya, karena dia terkena lemparan batu terus terjatuh. Jatuhnya mungkin nggak bagus, jadi tangannya patah," jelas Daniar.
Daniar menjelaskan bahwa AMP Komite Bali awalnya mengirimkan surat kepada Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar untuk melakukan aksi di perempatan Jalan Sudirman, Kota Denpasar.
Dia kemudian merespons dengan hal yang sama AMP Komite Bali benar-benar menggelar aksi.
Namun, Polresta Denpasar tidak mengizinkan AMP Komite Bali untuk berdemonstrasi.
Sebab, aksi di perempatan Simpang Sudirman dikhawatirkan akan mengganggu ketertiban lalu lintas.
"Dari aparat kepolisian tidak mengizinkan, tetapi dia tetap memaksa, sehingga kami meluncur dari PGN ke Dr Goris karena asrama putri mereka kan di sana untuk menuju Sudirman. Jadi kami tidak mengizinkan mereka untuk keluar ke jalan raya,"terangnya.
AMP Komite Bali tetap memaksa keluar untuk beraksi dan terjadi bentrokan dengan Ormas PGN.
Sementara itu, AMP Komite Bali dalam keterangan resminya mengungkapkan bahwa terdapat 13 orang yang mengalami luka-luka.
Ada pula barang-barang yang rusak, seperti poster, tali komando, hingga spanduk yang dirampas.
Sumber: detiksumsel