BeritakanID.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan ditekennya Piagam Deklarasi oleh ketiga partai pengusung Anies Baswedan adalah sebuah kejelasan. Yang tadinya ada tarik ulur, maju-mundur, dengan peristiwa kemarin menurut dia akhirnya Anies Baswedan kini berada dalam posisi aman dan memiliki tiket untuk tampil sebagai Capres 2024.
“Punya perahu, punya dukungan 20 persen sebagai syarat untuk bisa dijadwalkan sebagai Capres dengan pasangannya di September 2023 ini,” kata Ujang kepada KBA News, Sabtu, 25 Maret 2023.
Tantangan ke depan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan menurut Ujang adalah menentukan siapa figur Cawapres yang dipilih. Meski Anies mempunyai kendali penuh penentuan siapa pendampingnya bakal berpengaruh terhadap pergerakan jalannya koalisi di lapangan.
Biasanya kata Ujang kalau Cawapres bukan dari partai pengusung, Demokrat dan PKS, biasanya partai bakal malas-malasan untuk bisa memenangkan Anies. Sebaliknya, kalau Cawapres terpilih dari Demokrat atau PKS, maka mereka akan kerja keras.
Paska ditekennya Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan menurut Ujang, publik tinggal melihat aksi nyata ketiga partai. “Apakah akan melakukan deklarasi besar-besaran untuk meyakinkan public bahwa Anies Baswedan layak diperjuangan oleh tiga partai pengusung sebagai Capres dan layak dimenangkan,” ujar dia.
Peluang partai lain bergabung dengan koalisi juga terbuka. Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman memberi sinyal pihaknya akan kedatangan rekan partai baru.
“Kami sebagai koalisi partai, tentunya saja kami tidak eksklusif pada tiga partai ini. Kami membuka kemungkinan bergabungnya partai-partai lain ke dalam koalisi kami,” ucap Sohibul di Sekretariat Perubahan Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Maret 2023.
Dia menyebutkan selama ini ketiga partai koalisi telah mencoba berkomunikasi dengan partai lain. Dari pertemuan-pertemuan itu, kata Sohibul, ada yang siap bergabung. “Mereka mengatakan siap bergabung, tapi ingin jadi Cawapres,” kata dia.
Dia menyebutkan ada pimpinan partai yang hendak merapat ke koalisi. Namun, mereka memberikan syarat bahwa Ketua Umumnya harus jadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendiri Indonesia Mengajar.
“Sekarang ada beberapa pimpinan partai yang ingin merapat, yang mereka kemudian mensyaratkan Ketua Umumnya ingin menjadi cawapres,” kata dia.
Sohibul tidak membeberkan siapa sosok dan partai tersebut. Dia hanya menyebutkan sosok itu berlatar belakang parpol parlemen. Dia menyampaikan ada beberapa nama yang sudah dipertimbangkan menjadi Cawapres Anies, seperti Presiden PKS Ahmad Heryawan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hingga Yenny Wahid. Tetapi PKS, lanjut Sohibul, mengusulkan Ahmad Heryawan, Demokrat AHY dan NasDem Khofifah Indar Parawansa
“Dari PKS ada Kang Aher, dari Demokrat ada AHY dari NasDem ada Bu Khofifah. Bahkan juga sebelumnya ada Pak Andika, kemudian ada juga Mbak Yenny,” tuturnya.
Sohibul mengaku juga memberikan kebebasan kepada Anies Baswedan untuk menjalin komunikasi dengan Partai lain diluar Koalisi Perubahan.
“Dan itu dilakukan oleh capres nya sendiri, oleh pak Anies berkomunikasi dengan partai lain, dan juga dilakukan oleh kami para pimpinan partai-partai politik yang sudah berkoalisi ini,” kata dia.
Dia berharap, dengan cara membuka peluang untuk partai lain berabung maka hal ini bisa memiliki basis masa yang lebih luas dan kokoh untuk memenangkan Pilpres 2024.
“Mudah-mudahan dengan cara itu nanti koalisi ini memiliki basis massa yang luas dan tentu saja menjadi kokoh untuk memenangkan pilpres di 2024 yang akan datang,” tuturnya.
Sumber: kbanews