Isu Utang Rp92 Miliar Anies, Politik Zaman Kuda Makan Besi Masih Digunakan di Era Keterbukaan

Isu Utang Rp92 Miliar Anies, Politik Zaman Kuda Makan Besi Masih Digunakan di Era Keterbukaan

BeritakanID.com - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai tersebarnya surat perjanjian utang Anies Baswedan saat Pilkada 2017 kental bernuansa politis. Menurut dia, surat perjanjian itu sengaja dibocorkan dengan tujuan untuk mempermalukan Anies.

“Lebih jauh lagi agar masyarakat tidak mempercayai Anies,” kata Jamil kepada KBA News di Jakarta, 11 Februari 2023.

Indikasi itu dapat dilihat dari waktu dibocorkannya surat perjanjian utang tersebut. Hal itu sengaja dibocorkan setelah Anies dideklarasikan capres oleh Nasdem, Demokrat  dan PKS.

Padahal, dalam perjanjian itu jelas dinyatakan utang akan dikembalikan bila Anies kalah dalam Pilkada 2017. Kewajiban itu gugur dengan sendirinya bila Anies menang.

Nyatanya Anies bersama Sandiaga Uno menang dalam Pilkada 2017. Dengan begitu, perjanjian utang tersebut otomatis tidak berlaku.

Jadi, pihak pembocor surat perjanjian itu sebetulnya mengetahui Anies tidak memiliki utang terkait Pilkada 2017. Namun karena birahi politiknya untuk menghancurkan reputasi Anies, maka isu itu tetap saja diluncurkan ke publik.

Isu itu sebenarnya tidak perlu membesar bila Sandiaga Uno cepat menjelaskan duduk persoalan sebenarnya. Namun Sandiaga Uno terkesan mengambangkan persoalan itu dengan menyatakan sudah mengiklaskannya.

Jawaban Sandiaga Uno itu mengesankan Anies memang punya utang. Hal itu membuat isu utang Anies cepat membesar dan menjadi konsumsi publik.
“Padahal, kalau melihat surat perjanjian itu, Anies otomatis tidak mempunyai utang saat dinyatakan menang Pilkada 2017. Hal itu tentu diketahui Sandiaga Uno,” ujar Jamil.

Jawaban mengambang Sandiaga membuat pembenci Anies menggunakan isu itu untuk semakin menyudutkan Anies. Isu ini juga dimanfaatkan kompetitor Anies untuk menjatuhkan citra Anies.

Jadi, menurut Jamil, terlihat ada sinergisitas kompetitor Anies untuk memanfaatkan isu utang tersebut. Anies harus dilumpuhkan dengan cara apa pun, termasuk dengan kemasan isu utang.

Ternyata, Jamil melihat, sebagian elite politik negeri ini masih menggunakan kampanye hitam untuk menghantam lawan politiknya. “Politik zaman kuda makan besi masih digunakan di era keterbukaan ini,” ujar dia.

Akibatnya, menurut Jamil, isu utang untuk menghancurkan reputasi Anies tampaknya tidak berhasil. Justru yang terjadi efek bumerang kepada pihak-pihak yang mengangkat isu tersebut.

Kasus tersebut, ujar Jamil, setidaknya menjadi pembelajaran bagi politisi dalam melemparkan isu. “Tanpa kecermatan bermain isu, politisi itu akan dipermainkan isunya sendiri. Itu sangat berbahaya bagi dirinya sendirinya,” katanya.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP