“Saya Tionghoa dan Nasrani, Anies Baswedan Sangat Toleran”

“Saya Tionghoa dan Nasrani, Anies Baswedan Sangat Toleran”

BeritakanID.com - Agustinus Anindya, teman akrab Anies Baswedan semasa kuliah di UGM Yogyakarta memberi kesaksian tentang kedekatan dengan cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan ini.

Anin, demikian pria keturunan Tionghoa, masih ingat betul Anies Baswedan memberikan dukungan kepadanya saat terpilih sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), yang dulu bernama Badan Eksekutif Senat Mahasiswa (BESM).

“Saya terpilih menjadi Ketua BEM, saat itu memang ada resistensi. Tapi Anies Baswedan yang saat ini menjadi sebagai Ketua Senat memberi spirit dan dukungan kepada saya,” kata Anin kepada KBA News di Yogyakarta, Senin, 26 Desember 2022.

Dia mengakui hal wajar ada resistensi mengingat kondisnya saat itu. “Saya ini kan dari Supermi, Super minoritas jadi Ketua BEM. Saya ini Nasrani, Tionghoa pula. Tapi Anies Baswedan mendukung saya. Anies sangat toleran,” kata Alumni SMA De Britto Yogyakarta.

Anin masih ingat kata-kata Anies saat memberikan dukungan dan menguatkan mentalnya. “Nin kamu sudah terpilih secara demokratis, saya akan mendukung kamu habis-habisan. Ketika temen-teman kalah, ya mereka harus menerima kekalahan walaupun mereka adalah teman-teman saya di HMI,” kata Anin menirukan ucapan Anies Baswedan saat itu.

Pria yang kini berprofesi sebagai pengacara ini mengungkapkan, ungkapan yang disampaikan Anies Baswedan tersebut dianggap sesuatu yang luar biasa. Anies seorang demokrat yang menghargai proses dan hasil dari demokrasi. “Dan Anies Baswedan itu sangat toleran, dari yang saya kenal hingga saat ini,” tegas Anin.
Mahasiswa yang pernah aktif di GMNI ini juga menceritakan betapa sosok Anies ini sangat toleran. Dia masih ingat salah satu program Senat dan BEM UGM Yogyakarta saat akan melakukan kunjungan ke Senayan, belajar politik di DPR RI.

Pengurus Senat dan BEM sudah memilih dosen pembimbing yang mendampingi kunjungan ke Senayan. Dosen yang dipilih seorang Nasrani. Namun, pimpinan kampus tidak menyutujuinya. “Di situlah terjadi perdebatan hebat antara Anies Baswedan selaku Ketua Senat dengan seorang pimpinan kampus,” kata Anin.

Anin menjadi saksi mata perdebatan sengit antara Anies Baswedan dengan pimpinan kampus. “Anies tetap memilih dosen Nasrani ini karena punya kemampuan yang mumpuni di bidangnya. Anies juga mendebat luar biasa alasan pimpinan kampus yang menolak hanya karena dosen yang dipilih beragama Nasrani,” jelasnya.

Namun pada akhirnya, keputusan di tangan pejabat kampus. Dosen yang akhirnya menemani pengurus Senat dan BEM ke DPR RI merupakan dosen yang dipilih pimpinan kampus.

Pada kejadian ini, Anin menggarisbawahi, Anies membela dosen Nasrani karena memiliki kemampuan di bidangnya dibanding dosen lainnya. “Anies seorang yang proporsional dan profesional,” tegasnya. 

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP