BeritakanID.com - Pengamat politik dan pakar hukum tata negara Dr. Refly Harun menuturkan bahwa sosok Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. adalah sosok yang tak disukai oleh rezim yang berkuasa saat ini.
“Kalau kita berbicara rezim itu sebuah bangunan kekuasaan yang tidak hanya diisi oleh orang-orang yang secara formal memerintah tapi juga behind the scene, tokoh-tokoh yang ada di belakang layar. Terutama tokoh-tokoh yang kuat ekonomi yang kuat yang kadang-kadang kita katakan ‘oligarki’,” kata Refly Harun di channel Youtube miliknya dikutip KBA News, Selasa, 27 Desember 2022.
Menurutnya, Anies Baswedan bakal menghadapi sejumlah upaya kriminalisasi terhadap dirinya. Dia menilai rezim yang berkuasa saat ini, sudah menyusun agenda agar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Apalagi sejak Partai NasDem memilih Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 sebagai calon presiden (capres) 2024, membuat rezim yang berkuasa saat ini meradang. Sehingga, bakal dilakukan dengan berbagai cara seperti penjegalan Anies Baswedan kasus Formula E, penundaan Pilpres 2024, tuduhan-tuduhan politik identitas, intoleran maupun khilafah.
“Ini hal yang menurut saya, politik yang penuh trik. Padahal kita tahu, Istana memang tidak happy dengan Anies Baswedan, karena Anies adalah tokoh yang dianggap bisa mengubah rezim hari ini,” kata Refly Harun.
Itulah mengapa kata Refly Harun, Anies Baswedan bakal menghadapi sejumlah upaya kriminalisasi terhadap dirinya. Sedangkan nama yang disebut-sebut pemerintah dipercaya dapat untuk melanjutkan. Sementara kalau Anies Baswedan, mereka para rezim khawatir.
“Mereka menginginkan rezim itu tidak berubah. Kalau yang menang Ganjar Pranowo, maka betul-betul pelanjutan. Kalau yang menang Prabowo Subianto, mungkin juga lebih mau berkompromi dengan rezim hari ini,” tuturnya.
Kemudian Refly menyampaikan bahwa tingkat kepuasan dengan pemerintah sekarang turun menjadi 62,1 persen artinya, lanjut Refly, masyarakat membutuhkan pemimpin yang baru seperti Anies Baswedan karena telah memiliki rekam jejak selama memimpin DKI Jakarta lima tahun ini.
“Kita memang butuh sebuah pemerintahan dan rezim yang baru yang barangkali jauh lebih menjanjikan sebagai New Hope ya. Nah kalau persepsi New Hope itu mungkin saja Anies Baswedan,” tutupnya.
Sumber: kba