BeritakanID.com - Maraknya sambutan terhadap deklarasi Anies Baswedan sebagai calon Presiden Partai NasDem pada Pilpres 2024 bisa dibaca sebagai sinyal kuat bahwa rakyat merindukan perubahan atas sistuasi politik dan ekonomi sekarang ini. Rakyat merasa pemerintahan sekarang ini sebaiknya segera digantikan dengan yag baru.
Pengamat Ekonomi Senior INDEF yang juga Pendiri Narasi Instutite Muhamamd Fadhil Hasan menyatakan hal itu dalam diskusi secara virtual yang diadakan Narasi Institute, Jumat, 7 Oktober 2022. Ikut menjadi nara sumber dalam kesempatan itu Guru Besar Ekonomi Politik IPB Bogor Didin S Damanhuri dan Ketua DPP Partai NasDem Zulvan B Lindan. Bertindak sebagai host adalah Pakar Kebijakan Publik Hidayat Muhammad Noer.
Harus diakui, kata doktor lulusan IPB Bogor tersebut, langkah Ketua Umum NasDem Surya Paloh mendeklarasikan calon Presiden itu menghangatkan suasana dan menghebohkan jagat politik nasional. “Tentunya kita masih menunggu apa yang terjadi. Sebab ini baru merupakan langkah awal. Anies belum bisa otomatis langsung menjadi calon. Masih banyak yang harus dipenuhi sebelum dia ditetapkan oleh KPU sebagai calon resmi,” ujarnya.
Fadhil menyatakan bahwa NasDem tidak cukup bisa mencalonkan Anies sendirian, sebab kursi partai itu di DPR RI cuma sekitar 9 persen, jauh dari cukup untuk memenuhi ketentuan Presidential Threshold yang sebesar 20 persen. Karena itu, koaliasi dengan partai lain mutlak diperlukan. “Kita menunggu langkah-langkah kuda yang akan dilakukan Surya Paloh dan Anies Baswedan ke depan, yang tentunya akan menarik perhatian kita semua,” kata Fadhil.
Sudah cukup
Lebih lanjut dia menilai sambutan atas deklarasi itu sangat ramai dan gegap gempita oleh masyarakat luas. “Rakyat berpikir, sudahlah cukup waktu bagi rezim sekarang ini,” ujar Fadhil.
Artinya , menurut Fadhil, masyarakat menginginkan perubahan, yaitu perubahan dalam policy, dalam personel pemerintahan, dalam paradigma, dalam program pembangunan, dan yang paling penting adalah perubahan visi ke depan untuk bangsa ini.
Dalam Negara demokrasi, kata dia, hal ini wajar saja. Rakyat menilai, 10 atau dua periode itu sudah lebih dari cukup. Rakyat sudah bisa menilai apa yang dirasakan selama di perintah oleh Jokowi , terutama dalam masalah kesejahreraan ekonomi dan sosial.
“Gegap gempita dukungan kepada pencalonan itu, bisa diartikan bahwa rakyat ingin Anies memberikan perubahan yang lebih baik untuk mereka,” kata Peneliti Senior INDEF ini.
Ia menekankan bahwa rakyat ingin ada perubahan dalam bidang pembangunan. Masyarakat menunggu sampai sejauh mana Anies bisa menjadi figur yang tepat untuk misi ini. Karena itu, masyarakat tidak terpengaruh dengan gonjang-ganjing hukum tetang KPK akan menjadikan Anies sebgaai tersangka dalam kasus Formula E.
“Saya menilai, kalau KPK ngotot itu berarti dia mencari gara-gara sebab akan menimbulkan reaksi yang sangat keras dari masyarakat. Kelakuan KPK itu tidak akan berhasil. Sebab, semua orang tahu bahwa tidak ada bukti-bukti yang cukup dan kuat untuk mentersangkakan Anies dalam kasus itu,” terang Fadhil.
Sumber: kba