BeritakanID.com - AKSI kerusuhan yang melibatkan suporter Arema dengan suporter Persebaya, berujung tragedi yang dikabarkan menewaskan 153 orang merupakan sejarah kelam sepakbola Indonesia.
Peristiwa ini juga cukup menyita perhatian publik atas tragisnya penanganan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
Sebelumnya, pihak kepolisian menyebut ada 127 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema versus Persebaya berakhir dengan skor 2-3.
Korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak - injak karena panik akibat tembakan gas air mata.
"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," papar Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, pada Minggu pagi (2/10/2022).
Dikutip dari clevelandclonic.org, Minggu (2/10/2022), kondisi sesak napas terjadi karena kekurangan oksigen. Bentuk kelanjutan dari kekurangan oksigen adalah kerja otak akan terganggu. Karena otak "bergerak" menggunakan oksigen.
Tanpa oksigen, sel-sel otak akan mati. Mengakibatkan cedera otak tau yang disebut hipoksia. Itu dapat terjadi saat menghirup asap karbon monoksida. Beberapa kasus juga terjadi karena cedera.
Tanda orang yang mengalami cedera otak akibat sesak napas, antara lain sebagai berikut, dikutip dari sumber yang sama.
- Tampak bingung dan cercaan kata-kata mereka.
- Bernapaslah dengan cepat atau dangkal atau hentikan pernapasan.
- Dapatkan warna kebiruan atau keabu-abuan pada kulit dan bibir.
- Memiliki pupil yang melebar, kejang atau kejang.
- Tidak menanggapi ketika Anda menyebut nama mereka atau meminta mereka melakukan sesuatu seperti meremas tangan Anda.
Orang yang mengalami cedera otak karena kekurangan oksigen dapat puulih kembali. Namun akan mengalami gangguan pada fungsi tubuhnya. Antara lain.
1. Gangguan kognitif atau kehilangan memori.
2. Perubahan kepribadian.
3. Penilaian yang buruk atau ketidakmampuan untuk fokus.
4. Masalah dengan keseimbangan, koordinasi atau berjalan.
5. Spastisitas (kontraksi otot seluruh tubuh) atau kejang otot.
6. Kesulitan berbicara dan menelan (disfagia).
7. Masalah penglihatan.
Sumber: okezone