Mereka Tuduh IKB UI dan UI Watch Bayaran, Terbukti Merekalah yang Dibayar

Mereka Tuduh IKB UI dan UI Watch Bayaran, Terbukti Merekalah yang Dibayar

BeritakanID.com - Cerita masih di Gedung KPK, Rabu 7 September 2022, ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan datang menjelaskan tentang Formula E. Anies datang pukul 09.25 WIB, melewati para wartawan yang sudah menunggu. Dia cuma mengucapkan salam dan tersenyum. Setelah itu dia masuk Gedung Merah Putih dan mendaftar ke bagian registrasi, duduk sejenak dan  kemudian naik ke lantai atas diantar oleh petugas KPK.

Tidak lama setelah itu, sekitar 10 orang mengenakan jaket dan rompi kuning mendatangi lobi bergabung dengan rekan-rekannya yang sudah datang duluan. Mereka menamakan diri sebagai Ikatan keluarga Besar UI (IKB UI) dan UI Watch for Corruption. Rombongan itu dipimpin oleh mantan staf pengajar Fakultas Ekonomi UI, Taufik Bahauddin. Kepada KBA News, Taufik menyatakan kedatangan mereka untuk memberikan dukungan moral kepada Anies.

Beberapa saat  kemudian, di halaman KPK datanglah kira-kira 30 orang memakai mobil komando dan spanduk menyatakan dukungan kepada KPK yang sedang meminta keterangan Anies. Mereka menamakan diri warga Jakarta yang anti korupsi. Berorasi dan mengecam Anies serta minta agar KPK segera menetapkannya sebagai tersangka dan langsung menahannya.

Para wartawan memperhatikan ulah mereka dari jauh. Polisi pun berjaga-jaga agar unjuk rasa berlangsung tertib dan terkendali. Tetapi, tiba-tiba tiga orang, yaitu dua perempuan dan seorang laki-laki merangsek ke lobi yang banyak ditempati wartawan. Mereka berteriak-teriak dan memaki Anies. Para wartawan diam saja. Lalu, muncul lagi seorang laki-laki mendekat ke lobi.

Dia pun berteriak  menyatakan mereka bukan massa bayaran. “Yang bayaran itu adalah para gerombolan yang memakai jaket dan rompi kuning. Jelas mereka sudah menerima bayaran langsung dari Anies,” teriaknya.

Sepuh dan kaget    
Tentu saja para alumni UI yang rata-rata sudah senior dan sepuh itu kaget. Mereka itu rata-rata sudah mapan secara ekonomi. Kedatangan mereka hanya sekadar menunjukkan dukungan tulus ikhlas kepada Anies yang mereka nilai sudah dizalimi. “Gila, kok kita  dituduh terima duit dari Anies. Memang Anies bisa membayar kita berapa,” kara Hasril Hasan, salah seorang anggota IKB UI yang hadir.

Hasril, alumni FE UI tahun 1968, pernah menjadi petinggi di perusahaan asal Jerman. Sekarang mempunyai beberapa SPBU di Kota dan Kabupaten Bandung. Dia datang ke lokasi diantar anaknya memakai Toyota Alphard. Tetapi dia tidak terrsinggung dituduh bayaran oleh para preman tidak jelas itu.

Hujan  deras tiba-tiba mengguyur di sekitar KPK, kontan saja para pengunjuk rasa itu berhamburan mencari tempat berteduh. Ormas para jawara pimpinan Senator asal Jakarta Fahira Idris, Pejabat, sempat mewawancarai dua pendemo dan video itu viral. Kedua orang itu mengaku  berasal dari Johar Baru dan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, yang tidak kenal dengan para mengunjuk rasa di kelompoknya dan tidak tahu maksud dari unjuk rasa itu.

Mereka cuma dibayar Rp50 ribu untuk hadir demo. Selanjutnya tidak bisa memberi informasi apapun. Siapa yang mengorganisir, siapa yang bagi-bagi duit, siapa yang berorasi. Mereka tidak kenal seorang dan suatu apapun.

“Tuhan membuktikan bahwa mereka yang dibayar, bukan kita yang tulus, ikhlas, dan lurus dukung Anies yang kita rasakan dan liat sedang dizalimi,” kata Rumonda Lubis, seorang notaris alumni FH UI tahun 1982.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP