Ini Proyek Jalur Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

Ini Proyek Jalur Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

BeritakanID.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tengah membangun Contract Package 202 (CP202) Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Fase 2A.

Berdasarkan web resmi MRT Jakarta, proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Ancol Barat.

“Fase 2 ini melanjutkan koridor utara—selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu, yaitu dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI,” tulis jakartamrt.co.id dikutip KBA News, Senin, 12 September 2022.

Dengan hadirnya fase 2 ini, total panjang jalur utara—selatan menjadi sekitar 27,8 kilometer dengan total waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Kota sekitar 45 menit.

“Jarak antar stasiun sekitar 0,6—1 kilometer dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC) dan sistem operasi otomatis tingkat 2,” jelasnya.

Selain itu, pembangunan MRT Fase 2 ini terdiri dari dua tahap, yaitu fase 2A dan fase 2B. Pada Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yakni Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota Tua dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.

Pekerjaan konstruksinya dibagi ke dalam tiga paket kontrak, yaitu CP 201 untuk membangun Stasiun Thamrin dan Monas serta jalur sepanjang 2,7 kilometer. Paket ini dikerjakan oleh kontraktor Shimizu dan Adhi Karya Join Venture (JV).

Lalu, CP 202 untuk membangun Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga besar serta jalur sepanjang 1,8 kilometer.  Dan, CP 203 untuk membangun Stasiun Glodok dan Kota serta jalur sepanjang 1,3 kilometer.

Sedangkan paket kontrak lainnya meliputi CP 205 untuk sistem perkeretapian dan rel dari Bundaran HI hingga Kota, CP206 untuk pengadaan kereta, dan CP 207 untuk pekerjaan Automatic Fare Collection (AFC).
Sedangkan Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer. Fase 2B sedang dalam tahap studi kelayakan.

“Stasiun bawah tanah akan dibangun dengan kedalaman mulai dari 17 meter sampai dengan 36 meter di bawah tanah.  Aliran listrik akan disuplai oleh dua gardu PLN 150 kV dengan total daya (power) 60 mV,” jelasnya.

Untuk proyek pembangunan MRT dibiayai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

“Dana pinjaman JICA yang telah diterima Pemerintah Pusat diterushibahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” ungkapnya.

Sesuai dengan Permenko No. 1 Tahun 2018 terdapat penambahan jumlah pinjaman untuk Fase 1 sebesar USD 191.000.000 dan untuk Fase 2 sebesar USD 1.678.000.000. Loan agreement yang telah diberikan adalah Loan Agreement No. IP 578 sebesar ¥70,021,000,000 yang alokasinya untuk penambahan Fase 1 sebesar ¥21,544,000,000 dan pinjaman tahap satu Fase 2 sebesar ¥48,477,000,000.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency akan mencatat sebagai penerimaan dan pengeluaran dalam APBD, menempatkan dokumen pelaksanaan anggaran kegiatan pembangunan MRT pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta dengan nama Program dan Kegiatan Penyertaan Modal (Pembiayaan/Investasi). Pemerintah DKI Jakarta kepada PT MRT Jakarta.

Selain itu, dokumen pelaksanaan anggaran pembangunan MRT Jakarta juga ditempatkan pada BAPPEDA DKI Jakarta sebagai belanja langsung dengan nama program Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota, dengan nama kegiatan Management Consulting Services for MRT Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency telah menunjuk PT MRT Jakarta sebagai sub implementingdari program pembangunan MRT Jakarta.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP