BeritakanID.com - Pemerintah mengungkapkan, dalam Rancangan Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023, besaran inflasi ditetapkan sebesar 3,3 persen, dengan angka pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 5,3 persen.
Hal itu sebagai salah satu asumsi dasar ekonomi makro dalam landasan penyusunan RAPBN 2023 yang disampaikan Presiden joko Widodo (Jokowi) pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2022 -2023, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa 16 Agustus 2022.
"Inflasi akan tetap dijaga pada kisaran 3,3 persen," kata Jokowi.
Angka yang disampaikan Jokowi tersebut lebih tinggi dari asumsi inflasi yang ditetapkan pada APBN 2022 sebesar 3 persen.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa kebijakan APBN akan tetap diarahkan untuk mengantisipasi tekanan inflasi dari eksternal, terutama inflasi energi dan pangan.
"Asumsi pada level ini juga menggambarkan keberlanjutan pemulihan sisi permintaan, terutama akibat perbaikan daya beli masyarakat," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi sebelumnya menyampaikan bahwa laju inflasi Indonesia relatif moderat berbarengan dengan keberhasilan mengatasi pandemi dan pemulihan ekonomi yang sudah diapresiasi oleh global.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa data terkini memperlihatkan inflasi Indonesia per Juli 2022 sebesar 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, hal itu ditopang oleh peran APBN dalam menjaga stabilitas harga energi dan pangan.
Jokowi menyampaikan pemerintah akan terus mendorong ekspansi produksi secara konsisten untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya.
Jokowi juga menegaskan bahwa arsitektur APBN 2023 harus mampu meredam keraguan, membangkitkan optimisme, dan mendukung pencapaian target pembangunan, sembari tetap menjaga kewaspadaan tinggi.
Sumber: fin