Sudah Ada Sejak Tahun 1600-an, Anies: Kawasan Kota Tua Aset Dunia

Sudah Ada Sejak Tahun 1600-an, Anies: Kawasan Kota Tua Aset Dunia

BeritakanID.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Kota Tua merupakan sebuah kawasan yang mempunyai usia sangat panjang. Ia bukan hanya aset Jakarta dan Indonesia, tetapi juga dunia.

Kota Tua nan menarik, sebuah tempat di mana perjalanan waktu dikonversi menjadi ruang namanya klaster Kota Tua. Di sini terdapat bangunan-bangunan yang sudah berdiri sejak tahun 1600-an, jika dihitung maju hingga 2022, maka usianya sudah mencapai 400 tahunan lebih.

Pada titik usia seperti itu, betapa kawasan Kota Tua memiliki nilai bagi sejarah umat manusia. Ada bangunan-bangunannya. Tetapi pada saat yang sama ada rumah-rumah, kampung tua, dan ada ruang publik sangat terbuka seperti Taman Fatahillah.

Selain itu, juga ada sejarah tentang kantor-kantornya, ada pelabuhan sebagai salah satu pelabuhan paling tua di Indonesia, dan sungainya juga lewat sampai kawasan Kota Tua.

“Jadi kawasan (Kota Tua) ini punya nilai sejarah yang amat besar,” kata Anies saat menjadi narasumber di acara TV One ‘Wajah Baru Kota Tua Jakarta’ pada Senin petang (29/8), seperti dikutip KBA News, Selasa, 30 Agustus 2022.

Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Jokowi-JK ini, bila kawasan Kota Tua dikelola dengan baik, maka orang bisa datang ke tempat itu bukan sekadar mengunjungi sebuah wilayah seperti tempat lainnya.

Di kawasan Kota Tua, orang bisa berjalan ke tahun 1600-an, datang ke tahun 1700, ke tahun 1800, dan seterusnya. Itulah Kota Tua, di mana waktu dikonversi menjadi ruangan.

Lebih lanjut Anies menjelaskan, membangun kawasan Kota Tua ini bukan hanya sekadar melestarikan budaya dan sejarah, tetapi juga harus mengembangkannya bagaimana agar kawasan ini bisa menjadi kawasan wisata nan modern.

Rumus sederhananya, tutur Anies, kalau orang datang berwisata itu kata kuncinya empat hal, do, see, buy, learn. Datang untuk melihat-lihat, untuk berkegiatan. Datang ada aktivitas ekonominya, dan orang datang juga untuk belajar.

“Jadi kalau ini bisa kita kembangkan, maka kawasan Kota Tua itu ditawarkan kepada dunia. Anda ingin melakukan perjalanan 400 tahun ke belakang datanglah ke kawasan ini, dan Anda akan merasakan itu,” jelasnya.

Di sisi lain, selain pengembangan budaya dan sejarah adalah sama pentingnya juga, lanjut Anies, fasilitas di kawasan Kota Tua harus fasilitas abad 21, dari mulai fasilitas jaringan internet, fasilitas untuk jalan-jalan, dan lain-lain.

“Itu kira-kira mengapa kita memiliki misi untuk membangun, agar kawasan ini bisa menjadi sebuah tempat yang diunggulkan oleh Indonesia kepada dunia,” tandasnya.
Berkolaborasi untuk Transformasi

Anies Baswedan juga menggarisbawahi kawasan Kota Tua adalah bekas pusat kegiatan pemerintahan kolonial Belanda, karena itu banyak bangunan-bangunan bekas milik pemerintah Belanda dan milik badan usaha pemerintah Belanda atau perusahaan-perusahaan Belanda.

Sesudah nasionalisasi diambil alih oleh Indonesia dan menjadi BUMN. Karena itu ketika mengembangkan kawasan Kota Tua, kata Anies, pihaknya membicarakan bersama Kementerian BUMN yang mempunyai banyak aset di kawasan Kota Tua.

Selain itu, juga berkolaborasi dengan TNI AD karena sebagian dulu instalasi militer Belanda menjadi instalasi militer milik TNI. Pemprov DKI juga bekerja sama dengan privat sector yang memang sejak awal sebagian sudah ada di kawasan Kota Tua. Dan, tak terkecuali pemerintah.

“Jadi empat ini berkumpul bersama, menyepakati untuk melakukan transformasi atas Kota Tua,” tandas Anies seraya mengatakan mengapa pihaknya melakukan itu.

Dikatakan Anies, pihaknya mencoba belajar dari apa sih penyebab kegagalan-kegagalan selama ini, kenapa kalau mau melakukan peremajaan atas sebuah kawasan seperti Kota Tua itu sulit sekali. Ternyata problemya, imbuh Anies, karena jalan sendiri-sendiri.

Untuk itu, jelas Anies lebih lanjut, Pemprov DKI tidak ingin mengulanginya. Kemudian pihaknya bicara dengan Kementerian BUMN dan mendapat respons positif, demikian halnya dengan TNI maupun privat sector.

“Maka pada saat peluncuran dulu, yang berdiri bersama-sama adalah Pangdam Jaya, Menteri BUMN, Gubernur DKI, lalu privat sector, karena kawasan Kota Tua adalah kawasan yang dikuasai oleh tiga institusi ini,” beber Anies.

Jadi, ketika mengembangkan kawasan Kota Tua bukan hanya di sekitar lapangan Fatahillah, tapi ini areanya hampir 600 hektare. “Jadi ini kerja besar, kita mulai di kawasan utamanya. Tapi nanti akan menjalar ke utara, timur, barat, kalau ke selatan mungkin tidak terlalu banyak,” imbuhnya.

Nah itulah sebabnya, jelas Anies lebih lanjut, perlu ada kolaborasi. Dan ia pun mengaku bersyukur sekali karena bertemu dengan para mitra yang mempunyai visi yang sama. Termasuk dengan Menteri BUMN Erick Thohir. 

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP