PKS Beri Sinyal Rilis Pasangan Koalisi di Akhir Tahun 2022

PKS Beri Sinyal Rilis Pasangan Koalisi di Akhir Tahun 2022

BeritakanID.com - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memberi sinyal bahwa partainya akan mengumumkan rekan koalisi untuk bisa bertarung di ajang Pilpres 2024. Pria 54 tahun itu mengatakan kemungkinan besar partainya akan merilis resolusi koalisi pada akhir tahun 2022.

“Semoga akhir tahun sudah ada kepastian,” kata Mardani kepada KBA News, Rabu, 31 Agustus 2022.

Mardani mengaku PKS terus berkomunikasi dengan partai-partai calon koalisi. Hal ini dilakukan agar terdapat kecocokan. “Baik hubungan dg Nasdem dan Demokrat,” katanya.

PKS tampil pertama kali di Pemilu 1999. Ketika itu partai ini mampu meraup 1,43 juta suara atau 1,36% dari total suara sah nasional. Partai mendapat kenaikan signifikan di Pemilu 2019, meraih 11,49 juta (8,21%). Jumlah itu melonjak 3,04 juta suara atau naik 36% dari perolehan di pemilu sebelumnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengusulkan agar tiga partai yakni Demokrat, NasDem, dan PKS harus segera menindaklanjuti kesiapan Anies Baswedan terusung dari mereka. Alasannya, keterusungan pria menjabat Gubernur DKI Jakarta bakal mengubah peta koalisi nasional.

Pernyataan Dedi disampaikan melihat situasi politik nasional khususnya beberapa partai yang mulai mendaftar diri ke Komisi Pemilihan Umum. “Ini menjadi warning bagi partai yang belum menentukan koalisi seperti Demokrat, NasDem, dan PKS. Karena keterusungan Anies bisa saja mengubah peta koalisi yang sudah terbentuk,” kata Dedi kepada KBA News.

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun sebelumnya menyebut ketika Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat mempunyai kemauan besar untuk berkoalisi mengusung calon presiden di Pilpres 2024, maka perekatnya tiada lain adalah Anies Baswedan.

“Tanpa Anies rasanya tidak ada raison de’etre, tidak ada alasan bagi mereka untuk bergabung menjadi satu kekuatan,” kata Refly dalam ulasan Diam-diam NasDem, Demokrat, PKS Buat Tim Kecil! Untuk Anies? di kanal YouTube @Refly Harun dikutip KBA News, Jumat, 15 Juli 2022.

Menurut Refly, penggabungan menjadi satu kekuatan itu memang sangat didorong oleh siapa calon presidennya. Tidak akan menjadi begitu kalau calon presidennya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Prabowo Subianto atau tokoh-tokoh lainnya selain Anies Baswedan.

“Jadi faktor Anies bisa membuat sayap kiri NasDem sudah aman sebenarnya mengenai calon presiden,” tandasnya.
Tapi masalahnya, jelas Refly lebih lanjut, jurus ke kanan NasDem ada sosok Andika Perkasa atau Ganjar Pranowo sebagai kompromi kalau seandainya harus satu orang. “Kalau komprominya maksimal, Anies berpasangan dengan Ganjar,” imbuhnya.

Refly menegaskan itulah politik yang kemudian meletakkan semua kepentingan di partai politik. Dan partai politik masih menganggap itu seolah-olah hanya urusan-urusan ketua umum partai politik.

“Padahal itu adalah urusan rakyat banyak, urusan kita semua untuk bisa melihat calon presiden yang mumpuni, bisa diandalkan, bisa membuat demokrasi kita berkembang sebagai demokrasi yang bertanggung jawab, demokrasi Pancasila atau constitutional democracy,” tegasnya.

Selanjutnya, Refly menaruh harapan besar poros koalisi NasDem, PKS, dan Demokrat bisa terbentuk sehingga mempunyai satu tiket untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden.

“Saya sih berharap poros ini jelas terbentuk agar ada satu tiket di luar mainstream kekuasaan yang bisa disandingkan dan ditandingkan dengan koalisi-koalisi yang tidak lain adalah sebenarnya perpanjangan tangan dari Istana,” harapnya.

Poros koalisi tersebut nantinya bisa disandingkan dengan apakah itu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Megawati dengan PDI-P yang misalnya maju sendiri atau koalisi bentukan Prabowo dan partainya Gerindra bersama PKB.

Bagi Refly, kalau koalisi antara NasDem, PKS dan Demokrat, memang NasDem termasuk partai yang berada dalam koalisi pemerintah. Tapi aroma Anies jauh sekali dari aroma kekuasaan hari ini.

“Aroma Anies justru aroma oposisi yang siapa pun menggenggam Anies seperti menggenggam bara panas yang bisa membuat sebuah partai politik untung besar. Tapi bisa juga berarti ingin berhadapan dengan kekuatan utama hari ini di di lingkar Istana,” bebernya.

Nah, kalau kita lihat bagaimana perkembangan politik hari ini, lanjut Refly, memang tidak ada yang pasti, semuanya masih menjajaki.

Sumber: kba

TUTUP
TUTUP