BeritakanID.com - Mantan Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari atau Jimmy mengaku heran ada pengibaran bendera merah putih diiringi sholawat. Bahkan menurut Jimmy itu adalah salah kaprah.
Diketahui, pengibaran Bendera Merah Putih yang diiringi sholawat itu terjadi saat acara kegiatan Kirab Merah Putih yang digelar oleh Pejuang Siliwangi dalam rangka memperingati HUT RI ke-77 pada tanggal 16 Agustus 2022 di Lapangan Tugu Proklamasi Rengasdengklok, Senin (22/08/2022).
Menurut Jimmy yang juga mengaku sebagai pencinta sholawat, pengibaran bendera merah putih yang diiringi dengan sholawat itu salah kaprah dan tidak diperbolehkan dalam perspektif apapun karena pengibaran bendera merah putih adalah hal yang sakral.
“Sangat salah kaprah dan tidak diperbolehkan dalam perspektif apapun, termasuk umpamanya ada debatable soal sejarah, umpamanya ada orang bilang bahwa katanya menurut ahli sejarah katanya sebelum bendera merah putih dikibarkan dibacakan sholawat terlebih dahulu katanya, tapi itu tetap nggak boleh karena itu kan pertama sakral, dan pengibaran bendera merah putih itu wajib dinyanyikan lagu indonesia raya,” ujar Jimmy, kepada pojoksatu.id, Senin (22/8/2022).
Ia juga menyampaikan bahwa mungkin jika sebelum pengibaran itu diperbolehkan diiringi sholawat bukan pada saat pengibaran bendera merah putih lagu indonesia raya diganti dengan sholawat.
“Kemudian kalau sebelum pengibaran bendera merah putih itu diiringi sholawat ya baca sholawat, bukan pas pengibaran bendera merah putih lagu indonesia raya diganti dengan sholawat, nggak boleh itu kaya gitu,” ujarnya.
Masih dikatakan Jimmy, bahwa pengibaran bendera merah putih yang diiringi sholawat dengan mengganti lagu indonesia raya itu sangat menyalahi aturan dan beruntung sekali pasca pengibaran bendera merah putih yang diiringi sholawat itu tidak dihadiri oleh Bupati, Wakil Bupati, Dandim, dan Kapolres.
Pasalnya sejauh ini belum ada sejarah yang membuktikan bahwa ada pengibaran bendera merah putih itu diiringi sholawat dengan mengganti lagu indonesia raya.
“Sangat amat menyalahi aturan dan beruntung ibu bupati karawang tidak hadir, pak wakil bupati tidak hadir, pak dandim tidak hadir dan pak kapolres tidak hadir, beruntung sekali itu, ya kalau memang ada bukti sejarah itu harus dibuktikan dulu kebenaran sejarahnya, jangan seenak dewek,” tuturnya.
Selain itu, lebih lanjut ia juga mengungkapkan bahwa dirinya sebagai pencinta sholawat dan dalam islam juga itu ada aturannya yang mengajarkan. Ia juga mengkhawatirkan ada dari kaum nasrani saat pengibaran bendera merah putih itu diganti dengan versi sholawat nasrani.
“Saya ini pencinta sholawat dan saya juga muslim dari bayi, dan alhamdulillah setiap hari saya selalu baca sholawat hanya saja ke toilet nggak baca sholawat, tapi segala sesuatu kan ada aturannya islam juga mengajarkan seperti itu, jadi nggak boleh merasa benar sendiri bahwa seolah-olah saya yang mengerti sejarah jangan begitulah kawan, dan gimana kalau nanti orang nasrani mengganti indonesia raya dengan sholawat-sholawat versi nasrani, dan karena selama ini belum ada sejarah yang bisa membuktikan bahwa ada sejarah yang mengganti lagu indonesia raya dengan sholawat saat pengibaran bendera merah putih,” pungkasnya.
Sumber: pojoksatu