BeritakanID.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemerataan pendidikan selama bertahun-tahun tak merata di Jakarta. Sehingga harus adanya perubahan dalam memperbaiki pemerataan akses pendidikan di Ibu Kota.
“Ketika kita bicara pemerataan pendidikan misalnya, selama bertahun-tahun di Jakarta akses pada pendidikan itu tidak merata. Tidak merata artinya bahwa mereka yang memiliki kesempatan untuk dapat sekolah itu berbeda kesempatannya dengan mereka yang dari keluarga miskin,” kata Anies saat menjadi pembicara di peluncuran dan bedah buku berjudul ‘Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, Karya’ yang digelar secara virtual, Jumat, 15 Juli 2022.
Menurut Anies, pihaknya terus berupaya mewujudkan pemerataan pendidikan di Jakarta sejak tahun 2019. Dia mengatakan pemerataan akses pendidikan di DKI dimulai dari sistem penerimaan calon peserta didik.
“Selama tiga tahun terakhir mulai 2019, kita mengubah bagaimana sistem rekrutmen SMP, SMA menganut prinsip kesetaraan. Di mana tidak ada lagi rekrutmen yang dipengaruhi oleh status sosiologi ekonomi orang tuanya,” tutur Anies.
“Ini barang kali tidak banyak dapat perhatian karena ini sifatnya adalah mikro, lain dengan bangunan fisik,” sambungnya.
Dia menjelaskan sebelum adanya kesetaraan, dulu sekolah-sekolah disebut favorit. Para siswanya berisi 90 persen yang berlatar belakang keluarga pendidikan Sarjana 1 dan Sarjana 2. Kemudian pihaknya melakukan proses penyesuaian pemerataan tak ada lagi sekolah favorit kini semua setara.
“Dahulu sebelum dilakukan proses penyesuaian ini, siswanya bisa berisi 90 persen berlatar belakang keluarga pendidikan S1 dan S2, sesudah dilakukan demokratisasi, pemerataan, siswa baru di sekolah itu proporsional,” ungkapnya.
“Banyak yang orang tuanya pendidikan SD, SMP, orang tuanya pendidikan SMA, dan S1 S2. Jadi mendadak sekolah sekolah favorit, menjadi eskalator sosial ekonomi, itu dampak tidak bisa dilihat sekarang, nanti dampaknya dua tiga dekade mendatang, ketika anak-anak itu menjadi seseorang,” ungkapnya.
Sumber: kbanews