BeritakanID.com - Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin menilai dideportasinya Ustad Abdul Somad (UAS) dari Singapura tak terlepas dari kepanikan rezim ini atas pengaruh dakwah UAS di masyarakat.
UAS juga, kata Novel Bamukmin, bukan seorang ulama penjilat kekuasaan sehingga ia kerap menjadi sasaran rezim ini.
“Saya melihat ada yang panik dengan pengaruh dakwahnya UAS dan semakin banyak pendukungnya dan UAS bukan merupakan ulama penjilat kekuasaan,” kata Novel saat dihubungi pojoksatu.id, Selasa (17/5/2022).
Menurut Novel, dilarangnya UAS masuk ke Singapura tentu juga tak terlepas dari intervensi pemerintah Indonesia.
Pasalnya dakwah UAS juga sudah meluas terhadap WNI yang ada di Indonesia.
“Gak heran ada upaya upaya yang ingin menghambat dakwahnya termasuk di luar negeri tentunya rezim ini diduga sudah mengkondisikannya,” ujarnya.
Selain itu, kata Novel, penjegalan UAS juga tak terlepas dari Pemilu 2024. Sebab UAS mempunyai pengaruh besar terhadap WNI yang ada di Singapura.
“Di Singapura juga banyak WNI yang bekerja di sana, sehingga ada satu langkah untuk bisa menjegal dakwah UAS karena para WNI jelas mempunyai hak suara di Pemilu 2024,” ujarnya.
“Sehingga dari sekarang sudah mulai menjegal UAS agar pengaruh UAS di Singapura tidak sampai kepada para WNI di sana,” tegasnya.
Diketahui, Ustad kondang, Ustadz Abdul Somad (UAS) mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di Kantor Imigrasi Singapura.
UAS dikabarkan dideportasi dan ditahan dalam ruangan berukuran 1×2 meter.
Hal tersebut dikabarkan oleh akun Instagram resminya @ustadzabdulsomad_official, pada Senin sore, 16 Mei 2022. Belum diketahui secara pasti penyabab UAS ditahan dan dideportasi.
“UAS di ruangan 1×2 meter seperti penjara di imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore. Berita lengkapnya saksikan esok wawancara UAS,” tulis akun Instagram @ustadzabdulsomad_official.
Sumber: pojoksatu.id