BeritakanID.com - Isu harga bahan bakar minyak (BBM) jenis (RON) 90 atau Pertalite akan naik sedang menjadi perbincangan hangat. Hal ini dikarenakan oleh sinyal dari perkataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI pada Rabu, 13 April 2022.
Harga Pertalite akan naik seiring dengan lonjakan harga minyak dunia sebagai imbas dari konflik Rusia dengan Ukraina.
“Penyesuaian harga BBM non subsidi sesuai keekonomian yang pasarnya untuk kalangan menengah ke atas, penyesuaian harga Pertalite, minyak solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti.” Ujar Arifin Tasrif.
Selain Pertalite, LPG 3kg kabarnya juga akan mengalami kenaikan. Hal tersebut disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Jumat, 1 April 2022 yang lalu.
Dilansir dari kanal Youtube Narasi Newsroom, menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, kenaikan harga ini sudah seharusnya terjadi. Namun, kebijakan sebaiknya jangan dilakukan dalam waktu dekat karena bisa menimbulkan gejolak di masyarakat akibat banyaknya kenaikan harga yang terjadi.
Terdapat selisih harga Pertalite yang ditanggung oleh PT. Pertamina saat ini. Sampai saat ini, Pertalite masih dijual dengan harga Rp7.650 per liter, padahal seharusnya harganya sudah mencapai Rp15.200 per liter.
Dilansir dari kanal Youtube CNBC Indonesia, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebutkan bahwa idealnya Pertalite mengalami kenaikan harga Rp2.000, paling tinggi Rp3.000 sehingga harga Pertalite berkisar diantara Rp9.000 – Rp10.000.
Subsidi APBN saat ini sudah tidak mencukupi harga bahan bakar minyak. Namun, Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa kenaikan harga tetap memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat. Jika dampak kenaikan mengakibatkan inflasi yang tinggi, maka tentu akan berdampak pada angka kemiskinan yang semakin meningkat.
“Akan kita tinjau nanti bagaimana kemampuan negara dalam hal ini APBN termasuk cadangan devisa kita, keuangan negara kita bagaimana, apakah mampu akan menutup kalau toh harus naik sekali lagi. Kalau toh harus naik, tidak sebesar harga keekonomian, lagi-lagi ada tetap unsur subsidi untuk menjadi buffer agar kemampuan daya beli masyarakat tidak demikian anjlok,” kata Sugeng Suparwoto.
Banyak netizen yang memberikan komentar bernada protes. Salah satunya contohnya adalah oleh akun @Peter Wijaya yang mengatakan bahwa setuju jika harga Pertalite naik Rp2.000, tapi gaji dan tunjangan anggota DPR dipotong 50%.
Berikut: terkini